Ini kami buat sendiri dari daun Baerlauch yang tumbuh di hutan dan diblender lalu dicampuri dengan minyak goreng, garam, kacang-kacangan dan keju.
Baerlauch rasanya lezat tapi baunya seperti bawang putih. Tanaman ini mengandung vitamin C, mineral, kalium, kalsium dan zat besi. Memakannya, saya percaya jadi seperti Olive dari Popeye, kuat sepanjang hari berpuasa. Meski mulutnya jadi bau, bukankah orang puasa yang mulutnya bau justru dikatakan bak bau minyak wangi di surga?
4. Gurke atau ketimun Jerman
Sejak kecil, ibu membiasakan kami makan ketimun, bukan untuk masker wajah. Selain rasanya segar, ketimun mengandung vitamin B, C, K dan mineral.
Bersyukur bahwa anak-anak ikut melestarikannya. Mereka suka banget dengan ketimun Jerman. Ah saya ingat, waktu mereka bayi, mereka suka saya pegangi satu batang dan mengunyahnya sampai ambyar.
5. Keju
Orang Eropa dikaitkan dengan keju sebagai salah satu bahan makanan. Karena iklimnya sering dingin, memungkinkan orang untuk membuat, menyimpan dan mengkonsumsinya. Kalau panas terus di Indonesia, keju cepat rusak. Malah bisa sakit perut.
Keju sebagai produk turunan susu sangat disukai anak-anak sampai lansia Jerman karena diyakini mengandung vitamin D.
Baiklah, bahan-bahan tersebut di atas bisa diganti dengan persediaan Kompasianer yang ada di kulkas atau gudang makanan. Nggak usah dipaksakan apa-apa ada tapi apa adanya saja.
Misalnya selai Maribella bisa diganti selai nanas yang banyak ada di toko Indonesia dan tersedia di rumah Anda. Sedangkan Gurke bisa diganti tomat yang banyak beredar di pasaran.
Cara Menyiapkannya: