Saya ini juga bukan jurusan jurnalistik, tetapi saya masih suka menulis di Kompasiana dan menerbitkan buku-buku dengan penerbit indie maupun mayor. Padahal saya jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Nggak pernah saya sekalipun diajari cara menulis.
Tentu saja ini saya lakukan atas dasar minat dan diasah sedikit demi sedikit. Ditambah iri rasanya selama jadi penyiar, melihat newsroom bekerja; hunting berita, menuliskannya sebagai karya yang enak saya baca dan aneka pengalaman menghadapi macam-macam orang.
Kok, saya cuma baca, sih? Semua orang juga bisa. Kalau nulis, nah, itu baru.... Apa saya nggak boleh atau nggak bisa menulis? Bisa, pasti bisa. Saya pun segera memulainya tanpa dipukul pakai seblak.
Walaupun sebenarnya menulis di media cetak sudah saya mulai ketika umur 18 tahun, namun menulis baru diasah otodidak ketika berada di Jerman. Sudah telat tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, bukan? Tulisan saya mungkin belum spektakuler tetapi saya sudah happy, bagi saya sudah cukup.
Yup. Menulis masih menjadi hobi saja, belum sebagai profesi. Selain melestarikan Bahasa Indonesia karena bahasa yang saya pakai sehari-hari adalah Bahasa Jerman dan Inggris, menyambungkan diri ke tanah air karena bukunya dipasarkan di Indonesia, adalah ide yang nggak jelek-jelek amat.
Nah, sebagai alibi bahwa ilmu dari kampus tersalurkan dan nggak lupa, saya tetap mengajar bahasa Inggris sampai hari ini. Untuk mendapatkan kesempatan itu juga nggak mudah, lho. Namanya juga orang Jerman, nggak kenal maka nggak sayang. Nggak bakal ada kepercayaan kalau omdo. Do it, prove it.
Mungkin membuka bisnis jualan ikan jauh dari sebuah alibi yang dipunyai Henrique tetapi setidaknya itu menyelamatkan dirinya dari status pengangguran yang memenuhi Portugal.
Bahkan tak hanya di situ saja kisahnya, ia berhasil membuka mata pencaharian bagi orang lain atau membukakan pintu para sarjana dan bukan sarjana di lingkungannya: pelayan, tukang bersih-bersih, tukang antar-jemput ekspedisi barang dan tentu mendatangkan pajak bagi kota Lisabon. Sejahtera.
Jika sarjana arsitek yang kuliahnya pasti nggak gampang alias rumit dan habisin duit banyak saja bisa berbuat banyak dan nggak malu-malu dan kreatif jualan ikan, lulusan sarjana jurusan lain tambah bisa, doooong. Jangan kalah sama Henrique. "Di mana ada kemauan, di situ ada jalan." Bungkus!(G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H