Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Henrique, Sarjana Arsitek yang Menganggur, Sukses Jualan Ikan di Lisabon

20 Desember 2019   16:34 Diperbarui: 21 Desember 2019   06:07 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cumi-cumi dibumbu rempah dan minyak zaitun (Dok.Gana)

Pesan itu terlintas kembali di benaknya, maklum lupa beli di kedai. Tips buat orang yang pelupa. Jika ingin mengerjakan/mendapatkan sesuatu, jangan tunda. Lakukan segera kalau tidak pasti menyesal.

Tuhan memang Maha Baik. Ia menuntun kaki suami pada sebuah stand di bandara yang menjual oleh-oleh berupa ikan "Pesca" dalam dos. Iapun membeli di stand yang ada di dekat ruang tunggu itu. 

Satu dos 4 euro, padahal sebenarnya di kedai aslinya hanya 1,40 euro. Aduh, rugi bandar. Lebih dari seratus jenis dos yang bisa dipilih di kedai aslinya, tapi yang di sana hanya beberapa saja. Tepok jidat. Padahal saya mau yang pedaaaaas seperti di warung di Lisabon. Mau kembali, eee pesawat segera boarding.

Kompasianer pengen ke sana? Catat alamatnya; Rua Nova do Carvalho, 44 Lisabon. Telepon 00351213467203 dan buka setiap hari jam 12 sampai jam 4 pagi. Jangan lupa bawa HP yang terkoneksi dengan google map atau peta, jangan kesasar.

Isinya bukan sabun (dok.Gana)
Isinya bukan sabun (dok.Gana)

Ada cumi-cumi dalam dos, nih (dok.Gana)
Ada cumi-cumi dalam dos, nih (dok.Gana)

Salmon (dok.Gana)
Salmon (dok.Gana)

***

Hikmah dari cerita ini banyak. Rata-rata sarjana pengangguran, karena nggak mau bekerja di kantor atau pabrik yang bukan bidangnya, mengerjakan hal yang bukan/tak pernah dipelajari di bangku kuliah. 

Ada rasa gengsi pula terselip di hati. Masak arsitek jualan ikan? Masak sarjana ekonomi kudu buka vermak jeans? Masak sarjana sastra harus jaga took kelontong? 

Masak sarjana hukum musti buka catering? Salah jurusan? Begitu barangkali. Akibatnya, banyak pengangguran lebih memilih di rumah nggak ngapa-ngapain ketimbang bekerja dengan sedikit uang tapi lain jurusan/bidang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun