Pesan itu terlintas kembali di benaknya, maklum lupa beli di kedai. Tips buat orang yang pelupa. Jika ingin mengerjakan/mendapatkan sesuatu, jangan tunda. Lakukan segera kalau tidak pasti menyesal.
Tuhan memang Maha Baik. Ia menuntun kaki suami pada sebuah stand di bandara yang menjual oleh-oleh berupa ikan "Pesca" dalam dos. Iapun membeli di stand yang ada di dekat ruang tunggu itu.
Satu dos 4 euro, padahal sebenarnya di kedai aslinya hanya 1,40 euro. Aduh, rugi bandar. Lebih dari seratus jenis dos yang bisa dipilih di kedai aslinya, tapi yang di sana hanya beberapa saja. Tepok jidat. Padahal saya mau yang pedaaaaas seperti di warung di Lisabon. Mau kembali, eee pesawat segera boarding.
Kompasianer pengen ke sana? Catat alamatnya; Rua Nova do Carvalho, 44 Lisabon. Telepon 00351213467203 dan buka setiap hari jam 12 sampai jam 4 pagi. Jangan lupa bawa HP yang terkoneksi dengan google map atau peta, jangan kesasar.
***
Hikmah dari cerita ini banyak. Rata-rata sarjana pengangguran, karena nggak mau bekerja di kantor atau pabrik yang bukan bidangnya, mengerjakan hal yang bukan/tak pernah dipelajari di bangku kuliah.
Ada rasa gengsi pula terselip di hati. Masak arsitek jualan ikan? Masak sarjana ekonomi kudu buka vermak jeans? Masak sarjana sastra harus jaga took kelontong?
Masak sarjana hukum musti buka catering? Salah jurusan? Begitu barangkali. Akibatnya, banyak pengangguran lebih memilih di rumah nggak ngapa-ngapain ketimbang bekerja dengan sedikit uang tapi lain jurusan/bidang.