Ada yang melanjutkan ke program sosial selama setahun, ada yang meneruskan kuliah, ada yang mendapat training dan bekerja, dan bahkan ada yang sampai menikah dengan orang Jerman.
Baru-baru ini, saya sangat bangga dengan Tyas, mahasiswi Unesa Surabaya yang sudah pernah menjadi Au-pair selama setahun lalu FSJ selama setahun dan akhirnya kuliah Master di Bamberg.
Apa yang dicapainya tentu tidaklah mudah, jalannya jungkir balik. Banyak orang yang mengolok-oloknya; lulusan S1 kok, jadi Au-pair dan masih banyak sindiran lain yang tentu tidak mengenakkan hati.
Namun, bukan wanita namanya kalau tidak tegar menghadapi hidup. Ia berhasil meraih mimpi-mimpinya di antara sulit, repot dan mahalnya hidup di Jerman. Mana sorangan wae. Kalian sanggup? Saya mungkin tidak. Ke laut aje....
Apakah ada tips bagi kalian yang ingin berpetualang di Jerman dan bahagia nggak tertekan seperti Tyas atau Oanh? Tentu ada. Semuanya saya catat rapi di dalam komputer, kelar edit dan dikirim ke penerbit mayor di Jakarta.
Hasilnya? Taraaaaa ... buku yang bermanfaat yang juga didukung oleh Larasati Gading si atlet berkuda RI, yang pernah memiliki Au-pair selama tinggal di Stuttgart. Selamat membaca dan memang asli, "Banyak Cara Menuju Jerman." Jangan nyasar, ya. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H