7. Tahan dingin
Dengan temperatur rendah, nggak semua orang mau untuk lama-lama di luar rumah pada musim salju. Mau minus berapa? Nyatanya masih banyak orang Jerman yang keluar untuk bermain ski.
Kalau libur panjang, orang biasa pergi ke Swiss, Austria atau Perancis. Negeri tetangga itu menawarkan wisata main ski yang indah. Giliran libur hanya akhir pekan dan kantong nggak seberapa tebal, banyak ski lift lokal dengan harga murah. Misalnya di Boettingen punya tiket 25 euro untuk sekeluarga selama setengah hari. Bisa main ski sampai pegaaaaal. Parem kocok disiapin, ye?
8. Jadi orang yang kuat dan mandiri
Tadi sudah saya singgung tentang sepatu ski. Beratnya saja sudah minimal 5 kg. Belum papan ski. Kalau kita bukan orang kuat yang mampu nggotong sendiri tanpa pembantu, jangan heran kalau kita hopeless nggak bisa teriak, " Mbaaakkk, tolong ini angkatin." Hidup di Indonesia saya rasakan seperti surga.
Banyak orang yang akan mau dan bisa membantu kita. Kalau harus kasih upah tidak mahal-mahal amat bahkan bisa gratis. Di Jerman? Ngimpiiii. Bea tukang, pembantu dan sejenisnya di sini super mahal. Mending uangnya untuk traveling sekeluarga. Untuk itu, kita harus belajar jadi orang yang mandiri dan kuat secara fisi dalam kehidupan. Siapa tahu bahwa tak hanya otak tapi juga otot kita yang diperlukan di waktu-waktu tertentu yang mendesak.
9. Teamwork
Biasanya kami main ski sekeluarga. Berangkat dan pulang bareng. Kalau ada yang jatuh, ditunggu sampai bisa berdiri dan meneruskan perjalanan. Jika ada tongkat yang terjatuh, salah satu ikut membantu mengambilnya. Olah raga ini mengajarkan kami untuk menjadi tim yang solid. Mau cepat, sendiri. Mau kuat, bersama-sama. Seandainya kita tipe single fighter dan nggak bisa bekerja dalam sebuah tim, pasti pekerjaan kita tidak sempurna dan tidak secepat yang diharapkan.
10. Beradaptasilah
Biasanya kalau main ski, kami pindah-pindah. Minggu ini di Spaichingen, minggu depan di Emmingen, lalu merambat ke Ackerhausen, Boettingen dan seterusnya. Sebagai informasi, setiap ski lift punya tarif, lift dan medan yang berbeda.
Jika kita nggak bisa atau nggak mau beradaptasi pasti kita menyerah dan nangis. Begitu pula dengan kehidupan nyata bahwa masalah yang kita hadapi akan berbeda tingkatannya dan cara menyelesaikannya. Orang yang kita temui juga berbeda-beda di manapun kita berada.