So doktor berpendapat bahwa tertawa biasa dengan yoga tertawa itu beda. Tertawa atau tersenyum alami lebih mengacu pada perkembangan kognitif manusia sedangkan dengan yoga lebih ke motorik.
Tawa yang diproduksi karena dibuat-buat dipercaya lebih lama karena disertai latihan pernafasan dan gerakan tubuh lainnya. Jadi nggak sekedar tertawa tapi ada olah raganya. Nah, yang kurang olah raga dalam kehidupan sehari-hari, ide yang cemerlang sudah di depan mata. Sekalian tertawa sehat, badan pun kuat.
Bicara tentang yoga tertawa ini, terserah pada pendirian masing-masing orang. Mau tertarik ikut atau menganggap ini lucu.
Kalau saya pribadi, belum butuh yoga tertawa karena tanpa training, saya sudah sangat mudah tertawa lepas bahkan sampai bisa terpingkal-pingkal hingga membuat saya menangis bahagia dan pegang perut karena kram. Mirip-mirip mau salto badai gitu, deh. Sedangkan untuk kesehatan fisik sudah saya cari lewat olahraga, yakni dengan berenang, jalan kaki cepat (nordic walking) dan gymnastik setiap minggu.
Baiklah, sekarang mumpung masih sehat dan tertawa belum ada pajaknya, sering-seringlah untuk tertawa jika Anda merasa ada yang lucu dan tentu saja tepat di tempatnya. Tertawalah sebelum tertawa harus bayar. (G76).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H