Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berani Selalu Pakai Warna Cerah di Jerman?

21 November 2017   22:06 Diperbarui: 21 November 2017   23:53 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu pula dengan warna. Meski fans warna cerah, tetap menyelaraskan dengan etika. Contohnya jika melayat tetap memakai pakaian gelap, ke pesta dengan pakaian lebih cerah lagi dan seterusnya.

Jadi Kekinian dengan KPA

Ya, ya, ya. Memakai warna-warna gelap di Jerman memang sudah mainstream sejak dulu, bahkan menjadi tradisi. Warna yang saya tularkan ke mereka, warna-warna cerah.

Menurut saya, Indonesia punya warna-warna yang lebih dinamis daripada di Jerman. Tidak hanya digunakan dalam pakaian adat tetapi juga untuk baju harian. Ingat, sehari-hari!

Selama tinggal di Jerman, saya boleh dong, mengambil sikap karena menurut saya untuk menjadi kekinian tidak harus mengikuti pakem yang ada di negeri orang. Saya menyesuaikan dengan keinginan dan kebiasaan saya. Tak harus menjadi orang lain karena setiap orang punya ciri khas yang berbeda, termasuk dalam hal berpakaian. Jika saya memaksakan diri, saya akan seperti bunga yang kekurangan air, layu sebelum berkembang.

Pada hakekatnya, kekinian tidak selalu mengikuti arus yang sedang tren. Warna gelap untuk saat ini, bukan pilihan saya. Karakter warna itu tidak sepadan dengan keinginan saya. Makanya, saya tetap pilih warna-warna cerah untuk sehari-hari maupun kesempatan khusus.

Lantas? Adalah KPA, KayuPutihAroma dari Cap Lang. Aromanya beda banget. Minyak dengan aroma lavender atau bunga mawar (rose) misalnya, akan semakin menunjang penampilan yang sudah be creative, be differentdan beYOUtiful dengan warna-warna cerah tadi. Badan pun jadi hangat.

Olesi badan dengan KPA Cap Lang biar hangat (dok.Gana)
Olesi badan dengan KPA Cap Lang biar hangat (dok.Gana)
Ssssst ... bunga lavender dan mawar sendiri adalah dua bunga yang ada di taman kami. Dua bunga tersebut adalah aroma yang dipilih oleh Cap Lang untuk produk KPA. Jika musim dingin tiba, kami akan memotong bunga lavender dan dimasukkan ke kantong-kantong kain yang sudah dijahit rapi. 

Bunga lavender jadi pewangi almari baju, pewangi kamar tidur dan ruang tamu. Warna bunga lavender memang cantik, wanginya? Dipercaya akan menenangkan pikiran. Tak heran jika lavendel dipakai sebagai campuran pada minyak untuk berendam, minyak pijat, hand and body lotion,minyak wangi dan sabun mandi. Tak terkecuali, minyak kayu putih aroma dari Cap lang. Mereka punya aroma lavendel pula. Sudah coba Kayuputiharoma? Let'sBe creative, be differentdan beYOUtiful. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun