Dari situ, sudah terbaca bahwa mbak Wahyu sangat pandai bermain kata-kata, berfantasi dan ... romantis. Uhuy. Sebagai bocoran, mbak Wahyu itu lulusan FISIP UNDIP Semarang, anak sospol bukan anak sastraaaaa. Barangkali karena memang lahirnya, mbak Wahyu yang baik itu sudah melankolik. Dia ada bakat alam dari Tuhan, menenun kata demi kata menjadi kain cerita yang asyik. Diasah dari waktu ke waktu, pakai cinta.
Karya Mbak Wahyu
Meneliti 266 karyanya di K dengan 76.394 view, memang pernah ada yang hanya dilihat 2 orang. Tepatnya pada posting berjudul "(HUT RTC) Rindu Niki dan Nata" pada tanggal 23 Maret 2016. Meskipun begitu, ia bukan sosok yang cepat putus asa. Rata-rata postingannya soal fiksi, ada juga masakan, bedah buku dan jalan-jalan. Tulisannya terus mengalir deras dengan hati tanpa berharap banyak yang baca, dapat HL atau barangkali vote. Salut!
Perhatikan judul-judul artikel fiksinya seperti "Menyesap Rahasiamu", "Kopi dan Jeda Kepergianmu yang Tak Lama" atau "Kekasih yang tak Pandai Ungkapkan Kata"... hmmm... seperti sebuah melodi.
Kini, lihatlah ... ia bagai larva yang jadi kupu-kupu. Mbak Wahyu jadi idola admin dan penikmat fiksi. Tak heran jika tulisannya bisa hit 2312 an. Misalnya tanggal 19 September 2017 "Cerpen: Firasat yang Tak Kumengerti." Komentarnya ada 28, banyak tuh. Top BGT.
Senang. Senang sekali melihat perkembangan sastra mbak Wahyu. Dalam percakapan kami di Facebook, saya menyampaikan dukungan padanya untuk dicalonkan dalam "Best in Fiction" dan menyarankan untuk sering posting di K dan ... menulis buku! Segera! Tulisannya bagus-bagus, lho. Sayang kalau nggak didokumentasikan. Melihat dari postingannya di Kompasiana, saya mencium firasat munculnya buku cerpen mbak Wahyu yang perdana "Aku, Pemilik Hati yang Beku." Amieeeeeennn.
Di waktu yang bersamaan, mbak Wahyu pengen mendukung saya melaju di Kompasiana Award karena katanya, artikel saya keren-keren dan banyak HL. Halaaaaaaaaah, ora, mbak ... foto saya nggak ada. Koboooong. Doamu tidak terkabul. Ya, wis. Memang jalannya di K begitu. Tahun 2013-2014 sudah jadi nominee, kok ... tapi nggak dipilih orang. Xixixi.
Admin Rumpies The Club
Kalau menyimak Kompasianival tahun lalu dan mendengar nama mbak Fitri Manalu disebut sebagai The Best in Fiction 2016, bisa jadi mbak Wahyu (yang juga seadmin dengannya di Rumpies The Club) akan mengikuti jejaknya.
Apa itu Rumpies The Club? Itu komunitas Kompasianer yang hampir mirip dengan Fiksiana Community di Kompasiana. Latihan menulis fiksi bersama-sama, bikin event dan dijadiin buku! Seru.
Eh, ngomong-ngomong, menjadi admin sebuah komunitas tentu harus punya karakter tersendiri. Mengatur orang banyak, bekerjasama dengan orang banyak dan punya waktu yang banyak adalah beberapa di antaranya. Tidak asal-asalan. Kalau tidak mampu, berabeeee.