Pertanyaan berikutnya, apakah dengan demikian, bank hanya untuk warga muslim dan tertutup untuk orang Jerman sendiri? Dalam video di youtube yang ditayangkan oleh KT Bank, kepala cabang KT Bank di Mannheim, Ali Oezyurek mengatakan "...KT Bank ist offen fr alle Kunden, Muslim oder nicht Muslim. Unsere Filliale Mitarbeitern die sprechen auch dann Englisch, Trkish, Arabisch und auch natrlich Deutsch."
Artinya, Herr Oezyurek menekankan bahwa KT Bank yang merupakan bank Islam tetap membuka kesempatan bagi pemeluk kristiani bahkan yahudi untuk berinvestasi atau bergabung. Demi mendukungnya, para pegawai fasih berbahasa Inggris, Turki, Arab dan bahasa lokal, Jerman.
Pemikiran yang ideal dan bagus. Menurut pengamatan saya, banyak generasi tua Turki yang sudah puluhan tahun berada di Jerman tapi sayangnya, belum mulai berbahasa Jerman. Mengingat kemampuan bahasa itu penting dalam berkomunikasi, staff dianggap akan mampu membantu mereka sesuai harapan.
Satu catatan penting bagi saya bahwa KT bank itu memiliki ruang ibadah bagi yang ingin menjalankan sholat. Ruang sholat yang teramat mudah saya temukan di Indonesia, yakni ketika berada di sebuah kantor, perpustakaan, bank, sekolah atau universitas. Setidaknya ruang itu disediakan khusus untuk pegawainya agar tidak terlambat menjalankan ibadah serta tidak meninggalkan pekerjaan terlalu lama karena tempat ibadahnya dekat.
Tempat seperti itu, belum pernah saya temukan di Jerman. Kalaupun ada tempat ibadah di bandara, itu pun untuk bersama-sama, bukan khusus untuk sholat umat Islam. Saya salut atas ide pemberian ruang sholat di semua filial KT Bank Jerman.
Apa Tanggapan Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Jerman?
Kasim Kolakoglu, seorang nasabah dari Turki berkomentar bahwa menjadi nasabah KT Bank adalah pilihannya karena tidak mau memilih bank yang memiliki spekulasi keuangan tinggi.
Kaan Oezturk, seorang pemilik butik perhiasan di Mannheim memandang kehadiran KT Bank luar biasa. Bahwasannya bank tidak ada hubungannya dengan bisnis industri senjata dan lebih dinamis.
Rachid Boutachdat, pria dari Maroko yang tinggal lama di Jerman memilih menggunakan bank Sariah di Jerman untuk membeli rumah. Sebenarnya, ia tidak mempermasalahkan ketika ada bank lain yang tidak menawarkan hal yang diinginkannya tetapi pilihannya untuk menjadi nasabah bank yang sesuai moral dan etika adalah paling penting. Prinsip bank sariah yang tidak mengenakan bunga bank saat mengkredit rumah, menjadi keuntungan baginya.
Meski hanya segelintir contoh pendapat masyarakat Jerman yang ditayangkan dalam dokumentasi, jelas sekali terlihat bahwa rupanya KT Bank dikenal masyarakat dan memiliki manfaat bagi nasabahnya.
Beberapa generasi Turki sudah beradaptasi dengan segala nilai dan norma kehidupan di Jerman. Mereka itu sudah terbiasa untuk memanfaatkan jasa bank konvensional Jerman. Apakah mereka akan berpaling pada bank yang seharusnya sudah sejak dulu mereka temui ketika pertama kali menginjakkan kaki di Jerman? Belum tentu.