Sementara itu pekerjaan lain Dus adalah ngajar teater di Univeristas Karoly Gaspar di Budapest dan mengasuh sanggar wayang Szinhaz. Huebattt.
Masih banyak catatan tentang orang Hongaria eks Darmasiswa seperti Balogh Lazlo dan Yvette Bardos. Mereka melukis keindahan Indonesia dan mengabadikan Indonesia dalam foto. Nggak hanya berhenti mendokumentasikan, mereka memamerkan di mana-mana. Seru, kann.
Lalu ada juga niyaga, para pemain musik tradisional Jawa yang tergabung dalam sanggar “Suryokencono“. Pentas mereka sudah nggak bisa dihitung lagi selama 2 tahun ini. Sinden Agnez juga begitu.
Ihhh. Gemes sekali kalau melihat bule, orang asing yang belajar tradisi bangsa Indonesia tapi gimana ya, kalau generasi muda atau bangsa sendiri nggak mau belajar tapi orang asing mau belajar yaaa ... tetep dikasih jalan luebarrrr.
Senang dan bangga bahwa pemerintah RI lewat kemendikbud menggelar kesempatan untuk mereka setiap tahunnya. Semoga jumlahnya nggak dipangkas, uangnya nggak disunat. Karena denger-denger yang daftar banyak, kalau kuotanya mini jadi kasihan dan takut mematahkan semangat mereka yang ingin terus dan terus belajar tentang Indonesia.
Eh, ada nggak sih, beasiswa untuk generasi muda Indonesia sendiri agar belajar tentang budaya bangsa sendiri, supaya kelak tetap melestarikannya sampai anak cucu? Jangan-jangan yang dikasih kesempatan orang asing melulu, orang lokal nggak dikasih kesempatan lantas terlena. Lupa!
Pengalaman pribadi, saya termasuk beruntung. Ada darah seni dari keluarga saya dan rajin belajar tari tradisional dari sekolah (TK-SMA). Setelahnya, yaaaa mau belajar sendiri. Niat banget. Saya sadar, kesenian yang saya lestarikan sejak umur 5 tahun itu jadi bekal go international. Waktu muda, tes yang saya ikuti untuk mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar/mahasiswa ke luar negeri, memiliki syarat harus bisa salah satu kesenian daerah. Saya hitung, bisa saya pamerkan di 8 negara.
Bagaimana dengan Kompasianer, sudah belajar budaya tradisional Indonesia apa? Pilih sesuai bakat dan minat kalian. Jangan kalah sama eks darmasiswa dari Hongaria di atas, ya. Isin-isin.(G76).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H