Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Rose RTC] Ting Tong Tong

18 September 2016   18:05 Diperbarui: 19 September 2016   02:06 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua minggu berlalu. Selama itu pula, Firad tak pernah datang ke tempatku. Entah mengapa, ia mulai mengisi kisi-kisi hatiku. Tanya tentangnya selalu mendera di dada.

“Ting Tong Tong“ Bel yang kutunggu-tunggu dan tak lagi kubenci.

Hari ini, tukang pos berseragam coklat datang. Bukan. Bukan Firad yang ada di depanku. Waktu kutanya tentangnya, si lelaki bilang Firad sakit. Sang teman hanya sementara menggantikannya.

Ah, aku merasa bersalah. Apakah ia tersinggung dengan perkataanku saat  terakhir kali bertemu? Kuminta pak pos menunggu. Sekotak coklat kesukaanku untuk Firad kutitipkan padanya. Salam manis.

***

Seminggu kemudian.

“Ting Tong Tong“ Bunyi bel pintu rumah yang kurindu. Betul! Firad ada di depanku. Ia datang dengan membawa paket kecil.

“Coklatmu sudah kuterima. Manis. Semanis wajahmu. Sebagai gantinya, ini untukmu.“ Kotak kecil berwarna merah jambu dengan pita putih itu menarik perhatianku.

“Tak perlu tanda tangan?“ Aku tersipu-sipu. Tukang pos Jerman adalah orang yang paling butuh tanda tanganku, selain para penggemar buku-buku romanku.

“Tidak, karena pengirimnya aku.“ Firad tertawa kecil. Gigi-giginya yang putih dan rapi itu memikatku. “Bukalah, aku ingin tahu reaksimu.“

“Aku buka nanti saja. Aku sedang tidak ada waktu.“ Aku masih ingin menipu diri, berpura-pura meyakinkan bahwa aku tidak tertarik dengan pria tukang pos yang baru kukenal itu. Hanya karena ia berwajah mirip Bernhard, pria yang pernah ada dalam hidupku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun