Ohh ... ada yang hitam tapi bukan kesatria baja hitam. Dekorasi berupa ban tampak di beberapa sudut. Semoga resto nggak ada menu ban mobil. Alot kali yaaa ... giginya bisa ancur dan ... hitam! Hohoho ....
Tak berapa lama, makanan disajikan. Saya pesan sup sapi Rinder Gulasch Suppe. Selain itu tentu ada makanan khas Jerman yang bisa dipesan, Schnitzel! Daging pipih bertabur tepung yang digoreng itu memang sukaan orang Jerman dari anak hingga lansia. Harganya juga nggak mahal, standar Jerman lah. Harganya? Nggak ngebut kok. Makanan anak-anak, 5€ kalau dewasa 10€ an. Rasanya juga enak.
Saat makan, dari belakang terdengar pintu dapur tersibak karena waitres keluar masuk antar-ambil makanan, terlihat para koki berbaju hitam rapi. Nggak lecek atau kumal. No. Merekalah yang berjasa meramu makanan Jerman, Italia dan Amrik di sana. Jadi ingat film Ratatoui. Xixixi. Resepnya pasti yang bikin mak nyoss.
Ngebut di Sirkuit Harus Bebas Alkohol
Ngobrol sudah, minum sudah, makan sudah, liat-liat sudah. Terus? Balapan! Haha nggak takut muntah ya ....
Anak-anak pun daftar ikut (umur 10 tahun ke atas, boleh). Ada banyak ketentuan termasuk umur dan jenis mobil balap yang diijinkan untuk dipakai. Yang anak-anak pakai mobil elektro, yang dewasa pakai BBM. Helm wajib. SIM nggak perlu.
Yang menarik dan mendidik adalah syarat terpenting ngebut di resto; yang tadi di resto sudah minum alkohol kadar serendah apapun, nggak boleh naik. Nanti nabrak. Bahkan pelayan sudah mengingatkan ketika pesan minuman dari awal;
“Mau pesan minum apa?“ Pelayan bermake up tipis itu tersenyum. Tangan sudah siap memencet pesanan di tablet.
“Bir.“ Orang Jerman. Kalau nggak minum bir nggak asoy. Kadang minum bir bisa kayak minum air putih. Glek-glek-glek...
“Tapi nanti dilarang ikut ngebut di sirkuit ya?“ Waitress cantik itu mengingatkan.
“Nggak papa ... anak-anak aja dan istri yang setir.“ Suami dan temannya ngakak.