Ketiga, buku itu dipersembahkan sebagai ulang tahun kawin emas pak Tjipta dengan kompasianer Roselina Tjiptadinata aka bu Lina. Ini menginspirasi kita semua untuk membina rumah tangga yang rukun, bahagia dan romantis. Atau, ini mengingatkan saya pada Taj Mahal India, bukti kecintaan suami pada almarhumah istri .. bahkan kisah Roro Jonggrang yang minta dibikinkan 1000 candi sempat mampir di benak saya. Mari nyanyi “When a man loves a woman“ si Michael Bolton atau Bryan Adam lewat “Have You Ever Really Love A Woman?“. Cinta pak Tjip pada bu Lina ... luar biasa. Bagaimana dengan cinta Kompasianer pada pasangan? Jangan kalah, kejarrrrrr!
Karena berhubungan dengan moment istimewa, tak heran kalau buku ini berisi epilog dari belahan jiwa pak Tjipta. Roselina Tjiptadinata menumpahkannya di halaman 107-116. Women ... silakan manggut-manggut atau geleng-geleng kepala membaca “Catatan Wanita yang Diberi Payung Cinta.“ Betapa istimewanya ketika bu Lina menerima dengan legawa bahwa ia dilarang pergi-pergi selain dengan pak Tjipta meski dengan teman wanitanya. Kalau saya walahhhh .... begini nih contohnya:
“Pak, kebelet pulang 4 minggu. Pengen ketemu ibuk, ngurus kartu ATM sama Transkrip nilai“ Saya memang pernah sekali pergi ke tanah air sendiri. Selain dengan pertimbangan keuangan, banyak yang harus diurus, waktunya nggak cocok sama jadwal anak-anak sekolah.
“Nggak boleh“ Biasa, suami saya suka menggoda. Meskipun demikian, saya kaget.
“Kenapa?“ Sudah deg-degan ahhhh. Saya ingat bagaimana bapak dan ibu saya saling menghormati bahwa kalau suami sudah bilang tidak, jangan dilanggar. Alamat saya nggak bisa pulang. Huhuuuuuu ....
“Takut kamu nggak balik“ Pandangan matanya tajam kayak Shepherd.
“Pasti balik lah, cuma kamu yang ada di hatiku.“ Halah, saya balik ngrayu.
“Bukan gitu, buuuu ... di rumah nggak ada pembantu, tukang setrika atau tukang masak“ Ia ngakak.
“Yaaaahhh ... kirain!“ Begitulah. Suami merelakan saya pergi, sendirian. Bahkan ditambahi 2 minggu, jadinya 6 minggu. Meski akhirnya, dia kapok menghabiskan waktu mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga ditambah merawat tiga anak dan kebun. “Ditinggal istri pergi lama itu laraning lara ....“ katanya. Manusia memang diciptakan untuk dipasangkan. Wanita dari tulang rusuk pria. Kalau tulang rusuknya menghilang sebentar, bagaimana bisa hidup?
Buku ini juga istimewa dengan endorsemen dari founder Kompasiana, Pepih Nugraha dan kompasianer hebat macam fiksianer, Lizz. Pak Thamrin Dahlan dan Rahmad Agus Koto juga bukan nama-nama yang asing di blog Kompasiana. Menyerap kalimat mereka, sungguh mengangkut aura positif.
Kekurangan Buku: