Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gebrak Jerman dalam Semalam dengan Enam Tarian Indonesia

19 Januari 2016   21:12 Diperbarui: 19 Januari 2016   21:23 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menarikan tari Bali itu, butuh ganti baju. Selain memamerkan ukulele dan lagu daerah tadi, saya minta ekstra Helena untuk menari poco-poco bersama para tamu wanita. Setelahnya, saya siap tampil! Baju tari sudah melekat. Warnanya ... wow!

Saya bukan orang Bali tapi pernah pelajari dasar-dasar tari Bali di SMP. Waktu itu diajari tari pendet saja tapi belum pernah dipentaskan.

Begitu dikasih hadiah baju tari pendet dan tari Manokrawa sama kompasianer Eberle waktu ultah tahun 2015, segera saya belajar dari youtube. Tiga bulanan. Mengapa Tarian Manokrawa? Karena menarik. Selain bajunya, kata para tamu, gerakannya itu lho ... jreng-jreng-jrenggggg .... lincah.

Delapan menit menarikan Manokrawa, tepuk tangan dari penonton menghilangkan capek dan mengeringkan keringat yang berjatuhan. Beberapa menit kemudian, saya persilakan para tamu laki-laki untuk maju ke panggung menari poco-poco bersama Helena. Waduhhh ... lucuuuu! Sungguh hari yang indah.

Baiklah, kompasianer. Yaaaa ... itu tadi. Simak di sini, lima tarian Jawa, Sunda dan Bali yang saya bawakan. Sempat agak lupa beberapa gerakan dan improvisasi tapi nggak ada yang tahu. Pssst ... Hahaha. 

Sementara itu, satu tarian Maluku (Poco-poco) saya minta tolong Helena sebagai instruktur. Gerakannya, diikuti para tamu. Hebooooh! Ke kanan dua kali, ke kiri dua kali, ke belakang dua kali, maju mundur lalu putar lagi ....

Hmmm ... Enam tarian Indonesia dalam semalam berhasil memikat hati para tamu. Acara yang terbungkus dengan tajuk “Indonesien, Paradise der 1.000 Inseln II“ (Indonesia, surga seribu pulau) yang juga menggeber foto kolaborasi Koteka, KPK dan Ladiesiana ... juga puisi yang dipamerkan dan dibacakan dari Fiksiana Community.

***

Weyyyyy.... Seru kan memamerkan ketertarikan kita pada budaya Indonesia di depan  publik asing? Hikmahnya?

1. Kalau sekolah Indonesia tidak pernah menyelenggarakan ekstra tari, saya tidak pernah belajar nari di sekolah, tidak pernah tertarik budaya Indonesia, kemudian ... mana bisa saya memamerkannya pada tamu yang terdiri dari orang Jerman, Polandia, Rusia, Amerika, Vietnam, Thailand dan Indonesia Sabtu lalu? Sudah pernah menanam, sekarang waktunya menuai ....Untungggg, saya sudah belajar tari Indonesia!

2. Tak perlu menunggu turunnya dana pemda. Dengan sponsor pribadi atau mandiri, tetap bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun