“Kita memang partner sejati. We’re a good team work.“ Suami mencium saya. Kamera sudah diperbaiki. Sudah dicoba. Perfect! Berhasil .... Setelah suami memutar lensa dan membukanya, ia ambil semua mur (4 buah) dengan obeng mini, ia ganti film bagian yang rusak/putus dengan spareparts baru. Akhirnya, saya berhasil memasukkan spareparts yang sudah dipasangnya. Bahannya mirip film kamera jadul tapi bersayap kanan dan kiri. Kami masukkan sayapnya ke dalam lubang berwarna putih di kanan (3 lubang) dan di kiri (2 lubang). Biar mudah masuk, didorong dengan tusuk gigi dengan cara tusuk gigi dimasukkan ke lubang kecil sayap hingga masuk ke kolom putih. Oh, ya harus hati-hati dengan plastik kecil berwarna putih susu, bentuknya mirip mur pendek. Kalau jatuh dan hilang bisa payah. Itu harus dikaitkan di antara piringan hitam yang melingkar di lensa. Supaya tidak bergerak atau stabil pada posisi. Dua piringan hitam yang memiliki lubang harus berbanding lurus. Caranya dengan menggunakan batang tusuk gigi agar lubang piringan pertama dan kedua, lurus.
“Hahaha ... “ Tawa saya meledak. Awalnya, suami sudah PD kabar-kabari mau mengerjakan sendiri eeee ... lalu 5 menit kemudian telpon dari kantornya. Gini bilangnya:
“Buuuukk ... tolong bawa dua batang tusuk gigi lalu bantu aku ya ...“ Keluhannya, tangannya kegedean. Memperbaiki kamera terlalu rumit. Nylempit. Butuh jari lentik (uhuk). Akhirnya, saya yang ngerjain. Dia yang perintah. Haha ....
“Halahhhhh ....“ Postingan soal bank di Kompasiana saya tinggal dan melaksanakan perintahnya. Seperti sapi dicocok hidung.
***
Semoga bermanfaat bagi teman-teman penyuka fotografi yang punya masalah serupa (shutter otomatis kamera DSLR rusak). Tentu saja kalau garansinya sudah habis seperti punya saya lho, yaaaaa. Kalau garansi dari toko masih ada, memang harus dikirim ke agen resminya.
Mencoba memperbaiki kamera (lama) sendiri juga nggak sulit. Nggak lama. Murah lagi. Tinggal baca langkah-langkahnya dan memandangi gambar di internet, sudah.
Bayangkan kalau saya harus mengirimnya ke reparasi kamera, butuh paling tidak seminggu (termasuk waktu pengiriman, reparasi dan pengembalian). Ongkosnya, di kisaran 125€. Untuk uang segitu, ditambah sedikit bisa dibelikan Canon 1200D. Uang sebesar 299€ dapat kamera, tas dan kartu. Komplit! Kamera saya Canon EOS 500D sudah kurang lebih 7 tahun dipakai (wajar kalau shutter-nya rusak). Ternyata tidak tinggal pakai saja, bisa memperbaikinya (bersama suami). Selamat mencoba. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H