Konser api
Koran lokal memberitakan terjadinya kecelakaan dalam Weihnachtszauber pada tanggal 29 Desember 2015. Rupanya salah satu pemain konser api terbakar tangannya dan harus diangkat helikopter menuju RS pusat. Meskipun demikian, show api yang menurut rencana digelar dari 25-30 Desember pukul 15.00-21.00, tetap digelar dari awal hingga akhir. Rekaman pesan kesan dari si korban ditayangkan di layar tancap. Ia terbaring di tempat tidur RS ditemani crew yang akan melanjutkan show pada hari penutupan. The show must go on.
"Kinderbereich ..." Suami saya kasih perintah nemeni anak-anak ke barisan paling depan. Tempat khusus untuk anak-anak, yang disediakan oleh panitia. Lahhhh mana desel-deselan, mana bisaaaa ... Untung kami bertiga kecil tubuhnya. Kami pun blusukan di antara kaki-kaki orang Jerman dewasa... Arghhhh sampai juga.
Karena badan saya kecil, ada untungnya. Kami bisa melihat show dengan bebas. Agak ke depan, padahal antrian orang yang melihat sambil berdiri itu berkelok dan panjang. Oh, mantab. Piano yang mengeluarkan api ke udara kalau dimainkan.... putri dalam bola kaca. Bola-bola api dan masih banyak lagi ...
Konser api digelar tiap 30 menit. Itu demi menghindari kekecewaan penonton yang tidak bisa melihat dengan jelas. Jalannya dibikin satu arah. Sekali melawan arus, silakan diumpat. Dibunyi-bunyikan .... hahahaha. Nasib.
Usai keluar dari jalur, kami mampir kedai Crepes. Ya ampuuun ... antriannya kayak waktu di film jaman Belanda antri beras ... Kami pun pindah ke masakan Asia. Sama saja. Wah, ternyata banyak orang Jerman suka yaaa ...
"Aku tadi beli mini box. 5€! Gila ... Kalau 2,5€ kayak di kota kita itu ... Aku bisa beli 5 ... Pasti habis. Kalau harga segitu, sayang uangnya. Mahal" kata tetangga saya sambil ngakak. Kacamata Supermannya gerak-gerak.
"Besok saja tanggal 9 Januari kamu bisa makan banyak di pesta Indonesia, kalau sisa bungkusss ..." Hahahaha suami saya komentar.
"Lah iya kalau harga roti bakar 1€ dan sosis 1€ gak papa. Pantes lah ... Anak-anak juga seneng bikin Backbrot bakar sendiri di api pakai tongkat kayu ..." Tetangga yang punya pabrik mur baut itu menambahi.