Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Manuel Neuer, Penjaga Gawang Jerman Bertangan Magnet

10 Juli 2014   04:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:48 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404916929712588535

Gempar, gempar sekali dunia sepak bola. Dalam pertandingan piala dunia di Brasil, pada hari Selasa, 8 Juli 2014, Jerman berhasil membobol gawang Brasil yang dijaga Julius Caesar dengan 7-1. Rekor yang luar biasa! Balas dendam kalah dari Brasil tahun 2002 yang akan dicatat sejarah. Gol awal pertandingan spektakuler itu dimulai dari kaki si Thomas Müller. Tentangnya, sudah saya kupas.

Sekarang giliran sosok penjaga gawang mereka, Manuel Neuer yang ingin saya tulis. Apakah Neuer akan mendapatkan penghargaan bola emas atau sarung tangan emas?

[caption id="attachment_347057" align="aligncenter" width="572" caption="Pegang bolanya dengan tangan magnetmu, Manu!"][/caption]

Manuel Neuer yang lugu

Manuel Neuer lahir pada tahun 1986. Manu, adalah nama kecilnya. Teman-teman juga memanggilnya sebagai Schnapper. Dia adalah anak dari keluarga yang tak jauh dari dunia sepak bola. Kakaknya adalah penjaga garis. Dan orang tuanya telah memberikan sebuah bola yang dibawanya ke mana saja ia pergi. Waktu itu umur Manuel masih 2 tahun.

Tahun ini umuranya masih 28 tahun. Dia adalah pemain Bayern, sama dengan Thomas Müller. Hanya saja, ia mengakui bahwa meski se klub, tetap saja mereka berbeda. Bahwa kalau usai pertandingan, banyak orang yang mencari Thomas Müller, ini tidak akan terjadi padanya, baris paling belakang. Ia sendiri tak ambil pusing soal ini. Biasa saja.

Manuel ternyata sosok yang amat mencintai keluarga. Diserukannya, keluarga ada di atas sepak bola. Pernah opanya ulang tahun dan ia tidak bisa hadir karena harus main bola, sedihnya bukan kepalang. Pria yang pintar main gitar itu merasa bahwa keluarga itu tetap nomor satu dalam hidup. Sebuah hari yang menyedihkan ketika orang sedang ulang tahun ingin berkumpul bersama orang tua, anak, teman dekat atau cucu, tak bisa.

Ah, Manu, ia memang lugu. Sebagai pemain sepak bola yang aktif, ia paling senang untuk menghirup teh hijau dan menikmati liburan yang indah di sela-sela waktu senggangnya ketimbang hura-hura yang tidak jelas apalagi pakai alkohol. No.

Mengidolakan Boris Becker

Dibandingkan dengan rekan se tim, Manuel memang paling bertubuh atletis. Lihat saja bagian dada, perut dan lengannya. Merekah karena diolah. Meski belum pernah melihat dia separoh telanjang, saya yakin, perutnya six pack bukan six bag.

Mengapa ia memiliki tubuh ideal? Tinggi tubuh yahut, badan sip, wajah ganteng, penampilan cool, karakter simple dan suaranya empuk (terbukti diambil sebagai pengisi suara film Amrik “Monsters University“ atau “Die Monster Uni“, sebagai Frank McCay tahun 2013). Kurang apa, coba? Kalau saja ia belum punya Kathrin dan anak saya yang perempuan sudah besar, pasti sudah saya bujuk anak saya untuk ngunggah-unggahi si yuyu kangkang.

Ah, ja. Saya yakin, resep penampilannya adalah didikan keluarga dan olah raga yang rajin. Ayahnya bekerja di kantor polisi (disiplin, pasti) dan sejak umur belasan, ia hobi tenis. Idolanya adalah petenis legendaris Jerman, Boris Becker. Tetapi sepak bola tetap menjadi impiannya, di mana ia sudah memulainya dari sekolah Internat yang terkenal ketat dan berasrama, serta memuat pendidikan khusus sepak bola.

Tak heran jikaia jadi hebat di jagadnya sepak bola, sebagai penjaga gawang. Ini sudah dimulai dari awal, U18. Jika saja ia bisa bercakap-cakap dengan Boris Becker, si petenis blonde itu bisa jadi bangga menjadi idola pemain sepak bola yang gemilang. Satu negara.

Kebobolan gawang itu seperti sebuah hukuman

Tadinya, saya dan suami sudah yakin game bakal stop di 7-0, sayangnya, pada 45 menit kedua, Neuer yang biasanya selalu siap menjaga gawang, tak mampu menangkap bola yang ditendang Oskar. Di mana tangan sekopnya? Bukankah badannya yang 1,93 cm itu hampir setinggi gawang? Kelelahan? Atau sudah yakin bakal menang? Ya, sudah. Sudah ada 7 gol. Satu gol? No worries.

Ah ... Lihat saja bagaimana pada 15 menit pertama, Brasil begitu ganas menyerang dan tangan Neuer lagi-lagi bermagnet. Menghalau kedatangan bola yang bertubi-tubi. Saking gemesnya, saya sampai pukul-pukul raket penangkap lalat. Lalat pun mati. Summer, lalat jadi tamu tak diundang. Beruntung bahwa Jerman segera menunjukkan kapasitasnya sebagai tim yang solid pada menit ke-11 lewat Thomas Müller, disusul kawan-kawannya. Dari sini, ada mitos yang kadang saya percayai bahwa tim Jerman memang selalu kelewat pada 15 menit pertama, dan baru ’panas’ setelahnya. Butuh warming up. Meskipun Manuel sendiri mengatakan bahwa Brasil itu panas dan piala dunia di Brasil itu panas, tim nya juga mengikutinya. Panas-panaaas.

Menanggapi soal kebobolan, ia mengaku ini biasa saja. Toh, hanya satu gol. Hanya saja, ia masih ingat betul ketika bertanding melawan Ghana. Hasil pertandingan 2-2 itu membuatnya membuka mata, ini seperti hukuman baginya. Sedangkan melawan Perancis, dirasakannya agak mudah, 1-0. Dan dengan Algeria, agak sulit ... kebobolan satu (2-1). Bagaimana dengan hari Minggu nanti? Ia harus benar-benar mengeluarkan aji magnetnya, karena ibu Angela Merkel akan ekstra terbang untuk melihat tim panser.Jangan sampai kebobolan lagi, Manu! Jewer.

Hmm. Usai memperhatikan Manuel Neuer yang diwawancarai ZDF itu, saya trenyuh melihat Julius Caesar yang matanya memerah dan menangis saat diwawancarai. Ia kehabisan kata-kata. Bagaimanapun, ia mengakui bahwa Jerman bermain prima.

Soal air mata, sepertinya fans Brasil bisa mendatangkan banjir bandang lewat tangisannya. Pada sorotan kamera, terlihat penonton tua-muda, besar-kecil, penonton-pemain seperti David, Oskar ... semua menangis! Ya, gimana ya? Sudah takdir.

Brasil kalah di kandang sendiri. Menurut pelatih Lowe, ini juga pernah dialami Jerman waktu jadi tuan rumah tahun 2006. Tekanan yang dialami Brasil tahun 2014 ini pernah dirasakan timnya. Ini biasa. Sedangkan Neuer dan kawan-kawan bermain tenang, tanpa tekanan dan konsentrasi. Bahkan saya bilang, kompak. Yak, bagus! Lanjut!

Pecinta anak-anak

Menurut saya Manuel Neuer adalah anak muda yang baik. Kalau tidak, mana mungkin ia mendirikan foundation untuk membantu anak-anak? Banyak anak-anak Jerman yang mengidolakannya sebagai salah satu tim Jerman favorit. Orang yang mencintai anak-anak, biasanya adalah orang-orang yang memperhatikan dunia, tak hanya dirinya sendiri dan bukan orang egois.

Mengapa ia mendirikan Manuel Neuer Kids Foundation? Pertama; karena sebagai salah satu anak berbakat Jerman, ia merasa beruntung. Keberuntungannya itu ingin dibagikan kepada anak-anak lain lewat foundationnya ini. Kegiatan sosial yang dilakukannya ini penting demi membuat anak-anak memiliki kesempatan dan perspektif yang luas sepertinya waktu kanak-kanak. Khususnya di tempat ia tinggal dan sekitarnya saja dahulu. Dari skala kecil, tak usah muluk-muluk.

Jerman adalah negara maju dan modern, tapi menurut pria bertinggi hampir 2 meter itu, masih banyak anak-anak yang kurang mendapatkan keberuntungan seperti anak-anak lainnya. Program sumbangan di foundationnya ini diharap bisa menjangkau mereka. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Tomorrow never dies, kalau tarsok (sebentar besok) kapan aksinya? Now or never.

Penghargaan bola emas atau sarung tangan emas?

Dari Jerman, sudah ada Oliver Khan yang telah mendapatkan Golden ball tahun 2002, atau Maradona dari Argentina, tahun 1986. Golden Glove juga diraih Oliver Khan, komentator siaran langsung Brasil 2014 di chanel Jerman. Oliver mendapatkannya pada tahun yang sama, 2002.

Dengan jujur, Oliver Khan sendiri dalam komentar-komentarnya di TV, mengatakan bahwa Neuer pemain terbaik. “Matanya selalu awas dan ia itu fresh.“ Apakah ia akan mendapatkannya tahun ini? Tunggu saja tanggal mainnya. Psssst. Masih rahasia.

Pada pertandingan melawan Brasil, ia dan Lowe juga mengakui bahwa ketidakhadiran Neymar merupakan salah satu faktor pembawa keberuntungan. Manu sendiri mengatakan bahwa kekompakan tim itu penting dalam sebuah pertandingan, tim Brasil dilihatnya kurang komplit tanpa kehadiran pemain sebaik Neymar. (G76)

Ps: Saya ibuk-ibuk Indonesia di Jerman yang sebenarnya tak suka sepak bola. Ini mah urusan laki-laki! Eh, gara-gara disuap disiapin buka puasa atau sahur dan dipijit, saya jadi menuruti keinginannya menonton sepak bola pas Jerman main. Mata saya jadi agak melek bola. Cinta memang luar biasa, saya jadi melakukan sesuatu yang tidak saya suka. Kompasianer wanita lain bagaimana menurut kalian?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun