Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Manuel Neuer, Penjaga Gawang Jerman Bertangan Magnet

10 Juli 2014   04:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:48 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404916929712588535

Ah ... Lihat saja bagaimana pada 15 menit pertama, Brasil begitu ganas menyerang dan tangan Neuer lagi-lagi bermagnet. Menghalau kedatangan bola yang bertubi-tubi. Saking gemesnya, saya sampai pukul-pukul raket penangkap lalat. Lalat pun mati. Summer, lalat jadi tamu tak diundang. Beruntung bahwa Jerman segera menunjukkan kapasitasnya sebagai tim yang solid pada menit ke-11 lewat Thomas Müller, disusul kawan-kawannya. Dari sini, ada mitos yang kadang saya percayai bahwa tim Jerman memang selalu kelewat pada 15 menit pertama, dan baru ’panas’ setelahnya. Butuh warming up. Meskipun Manuel sendiri mengatakan bahwa Brasil itu panas dan piala dunia di Brasil itu panas, tim nya juga mengikutinya. Panas-panaaas.

Menanggapi soal kebobolan, ia mengaku ini biasa saja. Toh, hanya satu gol. Hanya saja, ia masih ingat betul ketika bertanding melawan Ghana. Hasil pertandingan 2-2 itu membuatnya membuka mata, ini seperti hukuman baginya. Sedangkan melawan Perancis, dirasakannya agak mudah, 1-0. Dan dengan Algeria, agak sulit ... kebobolan satu (2-1). Bagaimana dengan hari Minggu nanti? Ia harus benar-benar mengeluarkan aji magnetnya, karena ibu Angela Merkel akan ekstra terbang untuk melihat tim panser.Jangan sampai kebobolan lagi, Manu! Jewer.

Hmm. Usai memperhatikan Manuel Neuer yang diwawancarai ZDF itu, saya trenyuh melihat Julius Caesar yang matanya memerah dan menangis saat diwawancarai. Ia kehabisan kata-kata. Bagaimanapun, ia mengakui bahwa Jerman bermain prima.

Soal air mata, sepertinya fans Brasil bisa mendatangkan banjir bandang lewat tangisannya. Pada sorotan kamera, terlihat penonton tua-muda, besar-kecil, penonton-pemain seperti David, Oskar ... semua menangis! Ya, gimana ya? Sudah takdir.

Brasil kalah di kandang sendiri. Menurut pelatih Lowe, ini juga pernah dialami Jerman waktu jadi tuan rumah tahun 2006. Tekanan yang dialami Brasil tahun 2014 ini pernah dirasakan timnya. Ini biasa. Sedangkan Neuer dan kawan-kawan bermain tenang, tanpa tekanan dan konsentrasi. Bahkan saya bilang, kompak. Yak, bagus! Lanjut!

Pecinta anak-anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun