Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kampret, Duta Wisata Kompasiana Indonesia ke Jerman 2013

31 Oktober 2014   21:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:01 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pindah ke Jerman dan tinggal di negeri sosis ini, saya pasti kangen ya sama Indonesia. Apalagi Indonesia dari Sabang sampai Merauke, saya baru sempat pergi di kota-kota pulau Jawa dan Bali saja. Laaaah, kemarin-kemarin ke mana ya? Ketika waktu banyak di tanah air malah pergi ke negeri tetangga. Begitu sekarang di negeri tetangga, nyesel belum ke mana-mana.

Ya sudah, terlambat sudah. Saya putar otak untuk memboyong Indonesia ke Jerman. Jangan hanya Thailand dan China yang kondang di negeri Angela Merkel dong. Indonesia juga harus banyak dikenal. Barangkali untuk Jerman yang bagian kota besar seperti Köln, Berlin dan Hamburg, nama negeri kita ini sudah harum. Selain banyak mahasiswa atau pekerja yang ada di sana, banyak festival keindonesiaan yang digelar.

Sementara saya tinggal di daerah pegunungan yang dikelilingi hutan. Nama Indonesia kurang dikenal. Paling banter, orang akan menyebut Bali dan Jawa. Lho, kok sama kayak saya, hanya di pulau Jawa dan Bali. Haha.

Itulah sebabnya, lewat mbak Dwi Purwanti, pendiri klub Kampret (Kompasianer hobi jepret) bersama mas Ajie Nugroho, saya ngomong-ngomong untuk mengadakan pameran foto hasil karya Kampret yang mencerminkan keindonesiaan. Apa saja.

Untuk hal-hal di Jerman saya yang atur, mbak Dwi pontang-panting mempersiapkan semuanya. Dan yang terpilih untuk mewakili kampret di ajang pamer foto Indonesia ini adalah; Ajie Nugroho, Arie Sandy, Arief Hari Soekarno, Aryani Leksonowati, Bakhtiar Sontani, Baskoro Endrawan, Bowo Bagus, Eka, Elisabeth Murni, Harja Saputra, Margaretha Diana, Nanang Diyanto, Ouda Teda Ena, Purnawan, Rob Januar, Stefanus Leba, Widianto Didit, Yustinus Slamet Witokaryono, Yustinus Sucipto dan tentu saja ... Gaganawati (sebagai penyelenggara dan petugas di lapangan). Hedeh, saya menunjuk sendiri gak papa yaaa ...

[caption id="attachment_370928" align="aligncenter" width="384" caption="Suku Lembah Baliem Papua (dok. Dhave Dhanang)"][/caption]

[caption id="attachment_370929" align="aligncenter" width="384" caption="Wayang kulit (dok.Arie Sandy)"]

1414740809513276402
1414740809513276402
[/caption]

[caption id="attachment_370930" align="aligncenter" width="384" caption="Kuil Sam Phoo Kong Semarang (dok.Baskoro Endrawan)"]

1414740868850545713
1414740868850545713
[/caption]

[caption id="attachment_370931" align="aligncenter" width="297" caption="Keris (dok.Bowo Bagus)"]

14147409341587905413
14147409341587905413
[/caption]

[caption id="attachment_370932" align="aligncenter" width="384" caption="Candi Boko (dok.Yus Witokaryono)"]

14147409893291235
14147409893291235
[/caption]

[caption id="attachment_370933" align="aligncenter" width="384" caption="Danau Kelimutu (dok.Baktiar Sontani)"]

1414741040586651916
1414741040586651916
[/caption]

[caption id="attachment_370934" align="aligncenter" width="357" caption="Wanita Dayak (dok.Budi Cahyadi)"]

14147410922033977217
14147410922033977217
[/caption]

[caption id="attachment_370935" align="aligncenter" width="320" caption="Pencak silat (dok.Eka)"]

141474113752451384
141474113752451384
[/caption]

[caption id="attachment_370936" align="aligncenter" width="319" caption="Goa Pindul (dok.Elisabeth Murni)"]

14147411681418517884
14147411681418517884
[/caption]

[caption id="attachment_370937" align="aligncenter" width="384" caption="Gunung Bromo (dok.Widianto Didiet)"]

14147412131501507778
14147412131501507778
[/caption]

[caption id="attachment_370938" align="aligncenter" width="384" caption="Pacuan kuda (dok.Harja Saputra)"]

1414741271259830105
1414741271259830105
[/caption]

[caption id="attachment_370939" align="aligncenter" width="384" caption="Bule membatik (dok. Margaretha Etha)"]

14147413191247044772
14147413191247044772
[/caption]

[caption id="attachment_370940" align="aligncenter" width="384" caption="Wayang orang (dok.Ouda Teda)"]

1414741366275839818
1414741366275839818
[/caption]

[caption id="attachment_370941" align="aligncenter" width="384" caption="Gereja Blendhuk Semarang (Dok. Rob Januar)"]

1414741424305755697
1414741424305755697
[/caption]

[caption id="attachment_370942" align="aligncenter" width="384" caption="Perkawinan adat (dok. Stefanus Leba)"]

1414741482733904673
1414741482733904673
[/caption]

Penyelenggaraan  pameran selama sebulan pada bulan Oktober 2013 di museum Seitingen-Oberflacht berlangsung sukses meski seharusnya diadakan bulan Mei tapi mundur. Ratusan penonton hadir (dari bayi sampai lansia) dan benar-benar terkesima dengan hasil karya anak negeri dan keindahan Indonesia. “Ayo, kunjungi Indonesia segera“ ... begitu barangkali niatan yang muncul dari gawe sederhana ini.

Tak terasa sudah setahun berlalu. Saya masih kepotangan budi sama kampret yang mendukung kegiatan yang secara tak sengaja ikut mempromosikan pariwisata Indonesia.

Sadar, foto-foto itu mewakili banyak daerah di tanah air yang belum pernah sekalipun saya kunjungi. Dalam sekejap saya nikmati di museum Jerman. Silakan menyimak foto-fotonya. Banyak yang belum dipasang karena keterbatasan waktu dan halaman.

Sekali lagi, terima kasih Kampret yang di FB saat ini sedang jawil-jawilan (5 orang teman) pasang foto BW di wall masing-masing. Duh, saya belum bikiiin mana stok gak ada. Bolos teruuus. Mohon dimaafkan.

Terima kasih juga kepada Kompasiana. Berkat bergabung dengan blog keroyokan ini, saya jadi kenal daerah wisata Indonesia begitu pula warga Jerman (dan asing lainnya) yangmenikmati foto-foto wisata Kampret. Karena Kompasiana dan Kampret, pameran ini terwujud.

Maju pariwisata Indonesia. Mari membanggakan seni dan budaya negeri sendiri dari diri sendiri di tempat masing-masing. Selamat pagi. (G76)

PS: Mohon ijin pasang gambar kepada Kampret  dan kampretos peserta “Indonesia-Paradies der 1.000 Inseln“ atau “Indonesia, negeri surga dengan ribuan pulau.“ Semoga ini bisa dinikmati Kompasianer yang tidak sempat mengunjungi pameran tersebut dan menginspirasi di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun