Mohon tunggu...
Gabriel R B Lumban Gaol
Gabriel R B Lumban Gaol Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Kelautan - ITS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Mikroplastik yang Mencemari Biota Laut

15 Desember 2020   17:14 Diperbarui: 15 Desember 2020   17:28 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. perubahan kandungan mikroplastik setelah terdegradasi (sumber: Guo & Wang, 2019).

Ukuran mikroplastik yang berasal dari sampah plastik berkisar lebih kecil dari 5 mm ini terbagi menjadi dua jenis sumber, yaitu primer dan sekunder. Mikroplastik primer dapat diartikan sebagai sisa-sisa atau butir-butir plastik yang mencapai wilayah laut dan disebabkan karena kelalaian dalam menangani sampah. 

Contoh dari mikroplastik primer mencakup kandugan produk-produk kecantikan dan pembersih, pelet untuk bahan makanan hewan, pasta gigi, sabun, dan bubuk resin. Sedangkan mikroplastik sekunder dapat diartikan sebagai mikroplastik yang bersumber dari fragmentasi plastik yang memiliki ukuran lebih besar. 

Secara umum partikel-partikel mikroplastik yang masuk ke wilayah perairan melewati saluran limbah rumah tangga mencakup polistiren, polipropilen, dan polietilen. Contoh dari mikroplastik sekunder meliputi serat atau fragmentasi hasil pemrosesan dari plastik yang lebih besar yang kemungkinan dapat terjadi sebelum proses degradasi mikroplastik di lingkungan. 

Fragmentasi yang terjadi dapat berasal dari benda-benda rumah tangga, kantong plastik yang dapat terurai dengan sendirinya atau pelapukan dari bahan plastik, bahan baku dari industri, maupun serat sintetis yang berasal dari pencucian pakaian. Pada mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder ke dua jenis ini membutuhkan waktu degradasi yang relatif lama.

Pergerakan air laut membuat ukuran plastik berubah, yang sebelumnya berukuran makroplastik berubah menjadi mikroplastik seiring dengan berjalannya waktu. Yang sebelumnya plastik memiliki bentuk berukuran yang besar berubah menjadi memiliki ukuran lebih besar dari 20 mm, kemudian dengan berjalannya waktu dengan adanya pergerakan laut akan berubah lagi menjadi mesodebris atau memiliki ukuran sekitar 2 sampai 20 mm, dan pada akhirnya plastik yang telah mengalami proses degradasi berubah menjadi fragmentasi mikroplastik atau memiliki ukuran yang lebih kecil dari 2 mm. 

Ukuran sampah plastik yang berubah menjadi partikel plastik yang berada di perairan memiliki berbagai macam ukuran dari makrometer, mesometer, mikrometer, dan nanometer. Ukuran mikroplastik yang ditemukan di perairan dengan memiliki ukuran kisaran antara 5 µm-2 mm membuktikan bahwa mikroplastik tersebut telah mengalami proses degradasi yang berlangsung sangat lama atau lambat.

Terjadinya proses degradasi umumnya dapat diklasifikasikan berdasarkan; biodegradasi, organisme hidup umumnya berupa mikroba, fotodegradasi, seperti gelombang UV-B dari cahaya matahari, Termooksidasi, seperti kerusakan secara oksidatif dengan waktu lama pada suhu yang normal, degradasi termal, seperti ketinggian suhu, dan hidrolisis, seperti adanya reaksi dengan air dan umumnya tidak relevan atau signifikan di air laut. 

Pusat Penelitian Penelitian Oseanorgrafi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melakukan peneltian, dengan mengkaji di 18 pantai yang ada di Indonesia dan melakukan pemantauan setiap bulan terhadap sampah yang terdampar ke pesisir pantai. 

Kemudian, dari ke-13 lokasi pesisir pantai dilakukan pengkajian mikroplastik di permukaan air, dari ke-10 lokasi nya dilakukan pengkajian satu jenis ikan teri, dan delapan lokasi dilakukan pengkajian untuk mikroplastik di sedimen. 

Hasil kajian pada seluruh lokasi tersebut ditemukan mikroplastik baik di sedimen, pada permukaan air, maupun di tubuh ikan teri. Hal ini menyadarkan kita bahwa mikroplastik yang berada di perairan telah menyebar secara luas di laut.

Gambar 3. mikroplastik di ekosistem laut (sumber: Lin, 2016).
Gambar 3. mikroplastik di ekosistem laut (sumber: Lin, 2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun