"Istrinya kaliii" sahut rekannya.
"Emang iya? Harusnya kalo istrinya pasti tiap hari atau minimal 2x seminggu lah bawain makanan, masa cuman sekali seumur hidup, hahahaah"
Aku terdiam. Iya benar, seharusnya aku seperti itu. Aku mendekati receptionist nya.
"Mbak, memangnya Pak Frans terkenal di kantor ini?" tanyaku.
"Wah iya Bu, itu manager kami aja Bu Mega kan suka sama dia, satu kantor tau kalo Bu Mega modusin Pak Frans, tapi Pak Frans cuek banget gak pernah gubris, jadi penasaran istrinya wujudnya gimana. Ngomong-ngomong ibu ada perlu apa ya ke Pak Frans?" Aku terdiam sejenak.
"Saya tadi ada perlu sebentar, kemaren sudah ada janji mau ketemu" kataku.
Beberapa saat kemudian seorang wanita sekitar umur 30an keluar bersama beberapa orang lainnya, termasuk Frans. Semuanya terlihat memakai masker.
Frans terlihat berbicara ke rekannya, aku gugup. Aku berdiri ingin kabur dan sembunyi, namun saat aku membalikkan badan, tangan kekar merangkul pinggangku.
"Sayang, kamu tumben kesini, ada apa?" Wajahku panas dan badanku bergetar. Seluruh orang di ruangan lobby melihat ke arah kami. Damn...! Aku masih mematung, tidak tau harus berkata apa. Wanita yang pertama kali aku lihat keluar melihat dengan tatapan tajam.
"Aku.. ini.. salad buah, biar kamu semangat kerja nya" ku rutuki diriku yang sudah mengeluarkan kata-kata itu. Dari sudut matanya, Frans tampak tersenyum senang.
"Oalah, ini istri Pak Frans?" tanya salah satu rekannya.