Mohon tunggu...
Gabriel Abastian
Gabriel Abastian Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keteguhan Iman di Tengah Ujian

19 Agustus 2024   20:59 Diperbarui: 19 Agustus 2024   21:15 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa pencobaan atau dengan kata lain di saat kondisi kita tetap aman dan nyaman mungkin saja kita cepat melupakan dan tidak lagi memerlukan Tuhan karena merasa semua sudah aman. Berbeda dengan kondisi yang penuh dengan pencobaan kita sadar bahwa kekuatan kita tidak cukup untuk menghadapi dan melewatinya sehingga kita memerlukan Tuhan untuk menopang kita. Kesadaran akan kelahiran kembali dan akan adanya perlindungan Allah akan membuat kita bertahan dalam hal ini dan dalam hal ini kita patut untuk bahagia sebab itu adalah cara Tuhan untuk memperkuat iman kita.

Bahagia itu bukan bicara tercapainya segala keinginan kita melainkan tercapainya keinginan Allah melalui hidup kita yang mengerti akan maksud dan rencana-Nya untuk kita. Hal ini yang sering kita dengar dengan kata bersyukur. Bersyukur terjadi akibat kita dapat memahami maksud rencana Allah dalam hidup kita dan menjadikan kita tetap memuji Allah serta menerima keadaan apa pun yang terjadi dalam hidup kita tanpa bersungut-sungut.

Dampak Iman yang teguh di tengah pencobaan

Ada dua kemungkinan dampak yang terjadi ketika kita menghadapi berbagai macam pencobaan. Dampak ini tergantung bagaimana iman kita dalam menyikapinya. Ketika kita tidak memahami maksud Tuhan dan berfokus pada diri sendiri maka keputusasaan, kegelisahan dan perasaan kosong pun menguasai kita dan pada akhirnya membuat kita depresi dan menyerah dengan kehidupan yang kita jalani, tidak lagi percaya dengan siapapun juga apalagi kepada Allah. Pada akhirnya mengatakan bahwa saya atheis.

Sebagaian besar orang yang mengaku diri atheis adalah orang yang dulunya kecewa dengan Tuhan.

Dampak kedua yang akan terjadi ketika kita memiliki iman yang benar dan sadar bahwa semua dalam kontrol Allah dan diizinkan Allah untuk kita alami adalah kemurnian iman kita. Kemurnian ini sama halnya emas yang sedang dibakar sehingga menghasilkan keurnian yang sejati.

Dampak berikutnya adalah mendapatkan pujian bukan dari orang lain melainkan dari Tuhan. Tentu hal ini bukan karena kehebatan kita melainkan karena kemurahan Tuhan yang dinyatakan kepada kita sehingga kita tahu langkah ap yang harus kita ambil. Merupakan suatu kehormatan besar ketika kita mendapat pujian dari orang-orang penting yang sangat berpengaruh dan kita pun pasti merasa sangat bangga. Lebih lagi ketika kita mendapat pujian dari Tuhan sebab Tuhan tidak hanya sekedar memuji tetapi juga memberikan berkat khusus bagi kita yang setia atau yang teguh imannya yaitu kehidupan kekal bersama dengan Allah di mana di sana tidak ada dukacita, ratap tangis, di sana tidak ada dukka tetapi namun tidak juga menghilangkan kehendak kita.

KESIMPULAN

Kita tidak akan pernah bisa memiliki iman yang teguh tanpa menyadari akan adanya kelahiran baru dan perlindungan Allah yang dinyatakan melalui berbagai pencobaan yang kita alami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun