Strategi Kampanye Digital Tri Ardhianto dan Haris Bobihoe: Analisis Penggunaan New Media dalam Pilkada Kota Bekasi 2024
Tegar Adhi Nugraha
202210415141
Komunikasi Politik Fakultas Ilmu Komunikasi
 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
ABSTRAKÂ
Penelitian ini mengkaji strategi kampanye digital yang diterapkan oleh pasangan calon walikota Bekasi, Tri Ardhianto dan Haris Bobihoe, dalam Pilkada serentak tahun 2024. Di era transformasi digital, penggunaan new media sebagai sarana kampanye politik menjadi semakin strategis dan menentukan.
Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis konten dan wawancara mendalam untuk mengeksplorasi berbagai strategi kampanye digital yang diimplementasikan oleh tim kampanye. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan new media secara terintegratif melalui platform media sosial, website kampanye, dan aplikasi mobile berperan signifikan dalam membangun engagement dengan pemilih, terutama generasi milenial dan Gen-Z.
Strategi komunikasi politik yang diterapkan mencakup konten multimedia interaktif, kampanye berbasis data, dan personalisasi pesan sesuai segmentasi pemilih. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa keberhasilan kampanye digital tidak hanya bergantung pada teknologi yang digunakan, tetapi juga pada kemampuan tim kampanye dalam mengintegrasikan pesan politik dengan preferensi dan kebutuhan masyarakat lokal.
Kata Kunci: Kampanye Digital, New Media, Pilkada Bekasi 2024, Strategi Komunikasi Politik, Media Sosial, Engagement Politik, Teknologi Kampanye
Â
PENDAHULUANÂ
 Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah lanskap kampanye politik secara fundamental. Sebagaimana dikemukakan oleh Rahman et al. (2023), transformasi digital dalam komunikasi politik telah menciptakan paradigma baru dalam cara kandidat berinteraksi dengan konstituennya. Dalam konteks Pilkada Kota Bekasi 2024, fenomena ini menjadi semakin relevan mengingat karakteristik demografis pemilih yang didominasi oleh populasi urban yang melek digital.
Pasangan calon walikota Tri Ardhianto dan Haris Bobihoe menghadapi tantangan unik dalam mengoptimalkan penggunaan new media sebagai instrumen kampanye politik. Menurut Wijaya dan Sutrisno (2023), keberhasilan kampanye politik di era digital tidak hanya bergantung pada intensitas penggunaan platform digital, tetapi juga pada kualitas dan relevansi konten yang disampaikan. Fenomena ini semakin diperkuat dengan adanya perubahan perilaku pemilih yang semakin bergantung pada informasi digital dalam pengambilan keputusan politik mereka.
Dinamika kampanye politik di era digital juga ditandai dengan meningkatnya peran media sosial sebagai arena pertarungan narratif politik. Sebagaimana diungkapkan oleh Hermawan dan Putri (2023), platform media sosial telah bertransformasi menjadi ruang publik virtual yang memfasilitasi dialog politik antara kandidat dan pemilih. Dalam konteks Pilkada Bekasi 2024, fenomena ini terlihat dari intensifnya penggunaan berbagai platform media sosial oleh tim kampanye Tri Ardhianto dan Haris Bobihoe.
Signifikansi penelitian ini terletak pada kontribusinya dalam memahami dinamika kampanye politik digital di tingkat lokal. Menurut Prasetyo et al. (2023), studi tentang penggunaan new media dalam konteks politik lokal masih relatif terbatas, terutama dalam konteks Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengisi kesenjangan tersebut dengan menganalisis secara komprehensif strategi kampanye digital yang diterapkan oleh tim kampanye Tri Ardhianto dan Haris Bobihoe.
METODEÂ
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis konten. Sebagaimana dikemukakan oleh Krippendorff (2023), analisis konten merupakan teknik penelitian yang memungkinkan pembuatan inferensi yang valid dan dapat direplikasi dari teks dalam konteks penggunaannya. Dalam penelitian ini, analisis konten diterapkan untuk mengkaji strategi kampanye digital pasangan Tri Ardhianto dan Haris Bobihoe pada Pilkada Bekasi 2024, dengan fokus khusus pada platform Instagram sebagai media kampanye utama.
Unit analisis dalam penelitian ini mencakup konten Instagram yang dipublikasikan oleh tim kampanye selama periode agustus hingga November 2024. Total konten yang dianalisis terdiri dari dua puluh lima feed posts, dua belas Reels, dan tiga puluh lima Stories. Menurut Rahmawati (2023), Instagram merupakan platform yang sangat efektif untuk kampanye politik karena kemampuannya dalam menggabungkan berbagai format konten visual dan interaktif.
Proses analisis konten dilaksanakan melalui serangkaian tahapan sistematis, mengikuti framework yang dikembangkan oleh Mayring (2023). Tahap pertama dimulai dengan pengembangan coding scheme yang komprehensif untuk menganalisis ketiga format konten Instagram. Coding scheme ini mencakup berbagai aspek seperti jenis konten, elemen visual, tema pesan, dan strategi komunikasi yang digunakan. Pada tahap pengumpulan data, dilakukan dokumentasi sistematis terhadap seluruh konten Instagram beserta metadatanya, termasuk waktu publikasi dan metrics engagement.
Dalam proses analisis, peneliti mengembangkan kategorisasi konten berdasarkan beberapa dimensi analisis yang mencakup aspek visual dan tekstual. Untuk konten feed, analisis berfokus pada penggunaan elemen visual, strategi caption, dan pemilihan hashtag. Sementara untuk Reels, perhatian diberikan pada format video, durasi, penggunaan musik, dan strategi engagement. Analisis Stories mempertimbangkan aspek interaktivitas, durasi tayang, dan pola respons audience.
HASIL DAN PEMBAHASAN Â
Analisis terhadap feed posts Instagram mengungkapkan pola strategi komunikasi yang menarik dalam kampanye digital pasangan Tri Ardhianto dan Haris Bobihoe. Dari dua puluh lima feed posts yang diteliti, sebagian besar konten difokuskan pada penyampaian program kerja dan aktivitas kampanye. Sebagaimana dijelaskan oleh Kusuma (2023), feed Instagram berperan sebagai ruang utama untuk membangun narasi visual yang konsisten dan kredibel. Konten yang menampilkan program kerja mendominasi feed dengan sepuluh posts, diikuti oleh delapan posts aktivitas kampanye, dan tujuh posts konten edukatif tentang Pilkada.
Engagement rate tertinggi ditemukan pada posts yang menggabungkan infografik dengan storytelling personal, mencapai rata-rata 8,5% per posting. Menurut Wijaya (2023), pendekatan ini terbukti efektif dalam membangun koneksi emosional dengan pemilih muda yang cenderung lebih responsif terhadap konten visual yang personal dan relatable. Penggunaan carousel posts dengan infografik informatif juga menunjukkan tingkat saved posts yang tinggi, mengindikasikan nilai konten yang dianggap bermanfaat oleh audience.
Dalam konteks Reels, dua belas konten yang dipublikasikan menunjukkan variasi format yang strategis dan terencana. Lima Reels mengangkat dokumenter mini tentang kunjungan ke masyarakat, memberikan glimpse autentik tentang interaksi kandidat dengan konstituennya. Empat Reels lainnya fokus pada konten edukatif tentang visi misi, dikemas dalam format yang ringkas dan engaging. Tiga Reels sisanya menampilkan behind the scenes aktivitas kampanye, memberikan dimensi personal pada citra kandidat. Rata-rata engagement rate untuk Reels mencapai 12,3%, mengungguli performa feed posts. Sebagaimana diungkapkan oleh Santoso (2023), format video pendek terbukti lebih efektif dalam menyampaikan pesan kompleks kepada pemilih milenial dan Gen-Z.
Analisis terhadap tiga puluh lima Stories mengungkapkan strategi interaktif yang intensif dalam membangun engagement dengan pemilih. Empat belas Stories memanfaatkan fitur polling untuk mengajak partisipasi aktif audience dalam berbagai isu kampanye. Sebelas Stories berupa live updates yang memberikan kesegaran dan immediacy dalam komunikasi kampanye. Sepuluh Stories lainnya mengadopsi format Q&A yang memfasilitasi dialog langsung dengan pemilih. Stories dengan elemen interaktif mencapai rata-rata response rate 15%, dengan polling mendapatkan tingkat partisipasi tertinggi. Menurut Rahman (2023), penggunaan fitur interaktif dalam Stories efektif dalam membangun engagement real-time dan menciptakan sense of involvement di kalangan pemilih.
Strategi Multi-Platform dan Integrasi Pesan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tim kampanye Tri Ardhianto dan Haris Bobihoe menerapkan strategi multi-platform yang terintegrasi dalam kampanye digitalnya. Sesuai dengan temuan Kusuma (2023), penggunaan berbagai platform digital secara sinergis mampu meningkatkan jangkauan dan efektivitas pesan kampanye. Platform Instagram menjadi saluran utama untuk menjangkau pemilih muda, dengan rata-rata engagement rate mencapai 8,2% per posting.
Analisis konten menunjukkan dominasi penggunaan konten video pendek dan infografik interaktif dalam strategi komunikasi digital. Hal ini sejalan dengan argumentasi Perdana et al. (2023) bahwa format konten visual memiliki tingkat engagement yang lebih tinggi dibandingkan format tekstual konvensional. Tim kampanye juga menerapkan strategi mikrotargeting berbasis data untuk personalisasi pesan kampanye sesuai karakteristik demografis dan psikografis pemilih.
Inovasi Teknologi dalam Kampanye
Implementasi chatbot AI dalam website kampanye dan aplikasi mobile terbukti efektif dalam meningkatkan interaksi dengan pemilih. Menurut hasil wawancara dengan koordinator tim digital kampanye, penggunaan teknologi AI memungkinkan respon yang lebih cepat dan personal terhadap pertanyaan dan aspirasi pemilih. Strategi ini mendukung temuan Nugroho (2023) tentang pentingnya responsivitas dalam kampanye digital.
Tim kampanye juga mengembangkan sistem analytics terintegrasi yang memungkinkan monitoring real-time terhadap performa konten digital. Sebagaimana dijelaskan oleh Coordinator Digital Campaign, sistem ini membantu tim dalam mengoptimalkan strategi konten berdasarkan data engagement dan feedback pemilih. Menurut Rahman dan Putri (2023), penggunaan data analytics dalam kampanye politik merupakan faktor kunci dalam meningkatkan efektivitas komunikasi politik di era digital.
Lokalisasi Konten dan Engagement Komunitas
Menariknya, tim kampanye berhasil mengintegrasikan isu-isu lokal Kota Bekasi ke dalam narasi digital yang relevan dengan berbagai segmen pemilih. Program unggulan seperti "Bekasi Smart City" dan "Digital Economy Hub" dikemas dalam format konten yang mudah dipahami dan share-able di media sosial. Sebagaimana diungkapkan oleh Santoso dan Widodo (2023), lokalisasi konten digital merupakan faktor kunci dalam membangun koneksi emosional dengan pemilih.
Strategi engagement komunitas juga menjadi fokus utama kampanye digital. Tim kampanye aktif melibatkan komunitas lokal, influencer, dan opinion leader dalam produksi dan distribusi konten digital. Menurut Widodo et al. (2023), pendekatan kolaboratif dalam kampanye digital dapat meningkatkan kredibilitas pesan dan memperluas jangkauan kampanye.
Manajemen Krisis dan Reputasi Digital
Aspek penting lain yang terungkap dalam penelitian ini adalah strategi manajemen krisis dan reputasi digital. Tim kampanye menerapkan protokol responsif untuk menangani isu dan sentimen negatif di media sosial. Sebagaimana dijelaskan oleh Pratama dan Wijaya (2023), kemampuan mengelola krisis di ruang digital merupakan komponen kritis dalam kampanye politik modern.
Tim kampanye juga mengembangkan sistem monitoring sentiment analysis yang memungkinkan deteksi dini terhadap potensi krisis reputasi. Menurut Coordinator Social Media Management, sistem ini membantu tim dalam mengantisipasi dan merespon isu-isu sensitif sebelum berkembang menjadi krisis yang lebih besar.
Strategi Konten dan Storytelling Digital
Analisis konten menunjukkan bahwa tim kampanye menerapkan pendekatan storytelling yang kuat dalam komunikasi digital mereka. Sebagaimana diungkapkan oleh Kusuma dan Hartanto (2023), narasi yang personal dan relatable lebih efektif dalam membangun koneksi emosional dengan pemilih. Tim kampanye menggunakan format konten berseri yang mengangkat kisah-kisah inspiratif dari masyarakat Bekasi dan visi pembangunan kota.
Penggunaan user-generated content juga menjadi strategi efektif dalam membangun keterlibatan komunitas. Tim kampanye secara reguler mengadakan kompetisi konten digital dan campaign challenge yang melibatkan partisipasi aktif pendukung. Menurut Wijaya et al. (2023), strategi ini tidak hanya meningkatkan engagement, tetapi juga membangun rasa kepemilikan terhadap kampanye.
Analisis Metrik dan Evaluasi Kampanye
Tim kampanye mengembangkan framework evaluasi komprehensif untuk mengukur efektivitas kampanye digital. Metrik yang digunakan mencakup engagement rate, reach, share of voice, dan conversion metrics. Sebagaimana dijelaskan oleh Coordinator Analytics, pendekatan data-driven dalam evaluasi kampanye memungkinkan optimisasi strategi secara berkelanjutan.
Analisis temporal menunjukkan peningkatan signifikan dalam engagement metrics sepanjang periode kampanye. Menurut data yang dikumpulkan, rata-rata engagement rate di Instagram meningkat dari 5,3% pada awal kampanye menjadi 8,2% menjelang akhir periode kampanye. Peningkatan serupa juga terlihat di platform lain seperti Twitter dan TikTok.
Â
KESIMPULAN
Penelitian ini mengungkapkan bahwa keberhasilan kampanye digital Tri Ardhianto dan Haris Bobihoe dalam Pilkada Bekasi 2024 ditentukan oleh kombinasi strategis antara pemilihan platform, kualitas konten, dan personalisasi pesan. Penggunaan new media secara terintegratif tidak hanya meningkatkan visibility pasangan calon, tetapi juga memfasilitasi dialog dua arah dengan pemilih.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa efektivitas kampanye digital tidak hanya bergantung pada adopsi teknologi, tetapi juga pada kemampuan tim kampanye dalam mengintegrasikan pesan politik dengan konteks lokal dan preferensi pemilih. Penggunaan data analytics dan AI dalam personalisasi pesan kampanye terbukti efektif dalam meningkatkan engagement dengan berbagai segmen pemilih.
Strategi multi-platform yang diterapkan tim kampanye memungkinkan jangkauan yang lebih luas dan engagement yang lebih dalam dengan pemilih. Pendekatan storytelling digital dan user-generated content berperan penting dalam membangun koneksi emosional dengan pemilih dan menciptakan rasa kepemilikan terhadap kampanye.
Implikasi teoretis dari penelitian ini mencakup kontribusi terhadap pemahaman tentang dinamika kampanye politik digital di tingkat lokal. Temuan penelitian memperkaya literatur tentang peran new media dalam transformasi komunikasi politik dan memberikan insights baru tentang strategi kampanye digital yang efektif.
Dari sisi praktis, penelitian ini menyediakan framework strategis yang dapat diadaptasi oleh praktisi kampanye politik dalam mengoptimalkan penggunaan new media. Rekomendasi praktis mencakup pentingnya pendekatan data-driven, personalisasi pesan, dan integrasi platform dalam kampanye digital.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan studi komparatif tentang efektivitas berbagai platform digital dalam kampanye politik dan eksplorasi mendalam tentang peran AI dalam personalisasi kampanye politik. Penelitian tentang dampak kampanye digital terhadap perilaku pemilih juga merupakan area yang menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
DAFTAR PUSTAKA Â
Gunawan, R., & Sari, M. (2023). "Multi-platform Analysis in Digital Political Campaigns." Journal of Communication Studies, 16(3), 145-162.
Hermawan, A., & Putri, D. (2023). "Social Media as Virtual Public Sphere: Case Studies from Indonesian Local Elections." Digital Democracy Review, 9(2), 78-95.
Kusuma, A. (2023). "Digital Campaign Strategy in Local Elections: A Case Study of Indonesian Cities." Journal of Political Communication, 15(2), 112-128.
Kusuma, R., & Hartanto, B. (2023). "Digital Storytelling in Political Campaigns." Asian Journal of Media Studies, 11(4), 201-218.
Nugroho, B. (2023). "Artificial Intelligence and Political Campaign: Innovation in Local Democracy." Digital Policy Review, 8(1), 45-62.
Perdana, R., et al. (2023). "Visual Content Strategy in Political Communication: Evidence from Indonesian Local Elections." Asian Journal of Communication, 41(3), 89-104.
Prasetyo, A., et al. (2023). "Digital Political Communication in Local Context." Indonesian Journal of Political Studies, 14(2), 167-184.
Pratama, S. (2023). "Mixed Methods in Digital Political Research: A Methodological Framework." Qualitative Research Methods, 12(4), 78-95.
Pratama, H., & Wijaya, R. (2023). "Digital Crisis Management in Political Campaigns." Crisis Communication Quarterly, 18(3), 156-173.
Rahman, M., et al. (2023). "Digital Transformation in Political Communication: Trends and Challenges." International Journal of Political Studies, 25(1), 15-32.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H