Mohon tunggu...
Faza rijalalfath
Faza rijalalfath Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta Barat

Nama : Faza rijal alfath Nim : 41521010086 Matkul : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dospem : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Instansi : Universitas Mercu Buana Meruya Jakarta Barat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB2 Aplikasi Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan Struktural Menurut Giddens Anthony

30 Mei 2023   14:40 Diperbarui: 1 Juni 2023   06:56 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Berkas Pribadi

Prinsip Panopticon yang diusulkan oleh Jeremy Bentham mencakup seperangkat ide dan konsep yang menjadi dasar dari konsep ini. Berikut penjelasan beberapa prinsip utama panoptikon:

1. Pengawasan Tak Terlihat :

Prinsip utama panoptikon adalah menciptakan situasi dimana pengamat dapat terus-menerus melihat subjek yang diamati, sedangkan subjek tidak dapat melihat operator secara langsung. Direktur berada di tengah struktur dan memiliki pandangan luas ke seluruh area yang diminati, sedangkan target berada di sel atau ruangan di seberang tengah. Hal ini menimbulkan rasa tidak aman pada subjek karena mereka tidak pernah tahu kapan mereka diawasi atau tidak.


2. Perasaan diawasi terus-menerus:

Panopticon menciptakan efek psikologis yang kuat dengan menciptakan perasaan bahwa objek selalu dapat dilihat. Subyek yang diamati menginternalisasi aturan dan norma sosial yang diharapkan dari mereka karena mereka merasa terus-menerus diamati. Mereka mengontrol perilaku mereka sendiri secara otomatis, bahkan tanpa pengawasan fisik.


3. Pengendalian internal:

Prinsip Panopticon berfokus pada bimbingan batin yang berasal dari subjek yang diperiksa. Di bawah ketentuan panopticon, pihak berwenang tidak boleh menggunakan kekuatan fisik yang konstan atau pengawasan langsung. Subyek merasa bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dan secara sukarela menyesuaikan diri dengan norma yang telah ditetapkan karena merasa terus menerus diawasi. Oleh karena itu, kontrol sosial dapat dicapai melalui emosi internal subjek.


4. Simbol Kekuasaan:

Panopticon adalah simbol kekuasaan dan kontrol sosial dari pemerintah atau lembaga yang berwenang. Konsep ini dapat diterapkan di berbagai bidang seperti penjara, pabrik, sekolah, rumah sakit, dll. Dalam semua konteks ini, panopticon mencerminkan upaya untuk mencapai pengawasan dan kontrol yang efektif terhadap individu atau kelompok.


Prinsip-prinsip panoptikon menjadi sumber inspirasi untuk studi pengawasan, kontrol sosial, dan kekuasaan di bidang-bidang seperti sosiologi, psikologi, dan ilmu politik. Prinsip-prinsip panoptikon ini mewakili pandangan Bentham tentang pengawasan dan kontrol sosial yang efektif melalui rasa pengawasan yang konstan. Namun, prinsip-prinsip ini juga dikritik karena kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran privasi, masalah yang berkaitan dengan privasi, penyalahgunaan kekuasaan, hak asasi manusia, etika dan kebebasan individu yang harus diperhatikan.

Aplikasi Pemikiran Panoptikon dalam Konteks Modern

Meskipun konsep panoptikon dikembangkan pada abad ke-18, namun masih relevan dalam konteks modern. Dalam masyarakat saat ini, pemikiran panoptikon telah menemukan aplikasi luas di banyak bidang, termasuk pengawasan pemerintah, penggunaan teknologi, pengawasan di ruang publik dan digital, dan banyak lainnya.

A. Pengawasan pemerintah

Pemerintah menggunakan pemikiran panoptik dalam mengontrol masyarakat. Contohnya termasuk sistem pengawasan kamera di tempat umum dan program pengumpulan data warga yang ditujukan untuk melindungi masyarakat dan mencegah kejahatan. Namun,

B. Penggunaan Teknologi

Pemikiran panoptik juga diterapkan pada penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi pengawasan seperti CCTV, sensor pintu, dan pengawasan digital menjadi lebih umum dan menawarkan berbagai pilihan pengawasan. Sisi positifnya, penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan keamanan dan memungkinkan pengawasan yang efektif. Namun, ada juga kekhawatiran tentang privasi dan potensi penyalahgunaan data yang perlu ditangani.

C. Pemantauan di Ruang Publik dan Digital

Dalam era digital, pengawasan juga meluas ke ruang publik dan digital. Media sosial, platform online, dan algoritma pemantauan digunakan untuk memantau perilaku individu, preferensi, dan kebiasaan. Hal ini dapat berdampak pada privasi dan kebebasan individu, serta memunculkan kekhawatiran akan manipulasi informasi dan pembentukan profil yang tidak adil.

D. Pengawasan di Tempat Kerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun