Untuk tema Tebar Hikmah Ramadhan kanal Samber THR kali ini saya akan menulis salah seorang Kompasianer yang sudah dikategorikan sebagai tokoh Islam kaliber internasional. Tokoh ini sudah 10 kali masuk dalam kategori 500 Tokoh Muslim paling berpengaruh kategori "Philanthropy, Charity and Development" (Filantropi, Amal Bakti dan Pembangunan). Selain penghargaan itu ada banyak penghargaan lain yang sudah diterima olehnya. Hal ini tentu saja satu kebanggaan buat Kompasiana dan kiprahnya tentu saja patut untuk diungkap.Â
Haidar Bagir adalah penulis buku yang produktif, di tengah kesibukannya mengurus yayasan, dan presiden di sebuah penerbitan, buku-bukunya antara lain; Epistemologi Tasawuf, Buku Saku Tasawuf, Mereguk Cinta Rumi, Belajar Hidup dari Rumi, Semesta Cinta Pengantar kepada Pemikiran Ibn Arabi, Tentang Manajemen dan Manusia, Buku Saku Filsafat Islam, Buat Apa Shalat?!, Surga di Dunia Surga Di akhirat, Dari Allah Menuju Allah, Islam Tuhan Islam Manusia, Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan, Risalah Cinta dan Kebahagiaan, Mencari Islam, Islam, the Faith of Love and Happiness, Kuliah-Kuliah Tasawuf.Â
Ia merupakan Direktur Utama Kelompok Mizan, yang awal mulanya diusung bersama dua temannya dan jadilah Penerbit Mizan yang berlayar sejak tahun 1983 sampai sekarang tak henti-hentinya mewarnai khazanah penerbitan buku Indonesia. Pria kelahiran Solo 20 Februari 1957 ini meraih gelar S-1 dari Jurusan Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung pada tahun 1982.
Sejak awal 2003, ia mengelola Yayasan Madina Ilmu di Depok. Di antara pengalaman kerja lainnya, menjadi direktur utama GUIDE (Gudwah Islamic Digital Edutainment) Jakarta, staf pengajar Jurusan Filsafat Universitas Indonesia pada tahun 1996 dan staf pengajar Jurusan Filsafat di Universitas Paramadina Mulya Jakarta pada tahun 1997.
Perjalanan studinya tak usai sampai situ, ia melanjutkan S-3 di Jurusan Filsafat Universitas Indonesia dengan riset selama setahun di Departemen Sejarah dan Filsafat Sains, Indiana University, Bloomington, Amerika Serikat dengan beasiswa Fullbright, dan menghasilkan disertasinya tentang perbandingan pemikiran Mulla Shadra dan Heidegger. Dan untuk ketiga kalinya, ia mendapatkan akses sebagai visiting specialist di University of Science Philadelphia dan ditunjuk sebagai Misher Professor for Humanities oleh universitas tersebut. Â
Prof. Annemarie Schimmel, seorang orientalis Jerman yang menggeluti bidang sufisme menjadi gurunya pada gelar master di Center for Middle Eastern Studies Harvard University. Selanjutnya, garis hidupnya seakan tak pernah jauh dari tema tasawuf, turut dalam pendirian IIMaN (Indonesia Islamic Media Network) dimana tasawuf menjadi fokus bahasannya berjalan seiring dengan fokus studi filsafat islam. Dalam filsafat juga dalam tasawuf atau seperti ajaran tasawuf versi filsafatnya, tentang Isyraqiyyah, oleh Suhrowardi, atau Hikmah oleh Mulla Shadra. Ia juga pernah menjadi pemimpin perusahaan Harian Republika selama beberapa tahun sebelum ia melanjutkan studinya ke Universitas Indonesia.
Haidar Bagir juga menjadi kordinator regional International Society for Islamic Philosofy untuk wilayah Indonesia, Australia, dan Selandia Baru. Selain itu, menjadi anggota Global Compassionate Council yang diketuai oleh Karen Armstrong. Ia juga menjadi penasihat cabang  Indonesia globalethichs.net.