Mohon tunggu...
Fulkan Kurniawan
Fulkan Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Kecerdasan Emosional Terhadap Kepemimpinan Dalam Kelompok Sosial

14 Oktober 2024   10:00 Diperbarui: 14 Oktober 2024   10:12 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan emosional mencerminkan bagaimana pengetahuan diaplikasikan dan
dikembangkan sepanjang hidup seseorang. Pemimpin yang baik adalah yang mempunyai
kecerdasan emosional, yang mampu memahami dampak perilaku personal mereka terhadap
orang-orang yang ada di dalam organisasinya.
Kecerdasan emosional sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan seseorang, karena
kepemimpinan yang efektif adalah yang mempunyai empat elemen kecerdasan emosional
yaitu: Kesadaran diri; Manajemen diri; Kesadaran sosial dan Manajemen hubungan.
Kecerdasan emosional juga berpengaruh terhadap organisasi, sebab organisasi, dimana
individu-individunya mempunyai kecerdasan emosional yang memadai, akan dapat berkinerja
dan mempunyai produktivitas yang tinggi.
Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, kepemimpinan dan Organisasi

1. Pendahuluan

Akhir-akhir ini kondisi pasar saham semakin tidak menentu, hal ini disebabkan oleh

semakin banyaknya tindak kejahatan di dunia usaha, ancaman terorisme, dan situasi politik

yang semakin memanas, maka efektifitas kepemimpinan manjadi sangat penting dan menjadi

topik yang semakin hangat.

Organisasi harus memperbaiki dan membangun kepercayaan karyawan, konsumen,

pemegang saham dan masyarakat luas. Yang menjadi pusat pembangunan kepercayaan tersebut

adalah para pemimpin, apa yang mereka bela dan bagaimana mereka memimpin. Para pemimpin

yang baik sangat memahami dampak, prilaku personal mereka terhadap orang-orang di dalam

organisasi yang dipimpinnya. Mereka dengan sadar mengendalikan perilaku mereka untuk

memastikan diperolehnya dampak yang diinginkan (Amstrong,2003)

Kecerdasan emosional pada umumnya dianggap sebagai kombinasi kompetensi emosional

dan interpersonal yang mempengaruhi prilaku, pemikiran dan interaksi seseorang dengan orang

lain. Survey yang pernah dilakukan peneliti-peneliti membuktikan bahwa masalah yang timbul

dalan integritas orang-orang ke dalam organisasi adalah akibat kecerdasan emosional yang

kurang berkembang, mereka tidak memiliki pengalaman kedewasaan. Dan mereka lebih fokus

pada pendidikan , yang diperlukan untuk mengembangkan keahlian-keahliannya di usia muda,

bahkan bergantung kepada keahlian teknis atau kursus-kursus, untuk memudahkan mereka

masuk ke dalam suatu organisasi. Hal tersebut seringkali tidak cukup dan mengakibatkan

disfungsi individu di dalam organisasi.

Atas dasar alasan-alasan tersebut di atas maka dalam tulisan ini akan dibahas :

1. Apa dan bagaimana kecerdasan emosianal

2 Pengaruh kecerdasan emosional pada kepemimpinan dan organisasi.

2. Pembahasan
2.1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional ( Emotional Intelegensia ) adalah kecerdasan non kognitif, yaitu
sesuatu yang ada di luar keahlian dan pengetahuan, artinya kemampuan untuk memahami diri
sendiri dan orang lain, saat seseorang tersebut berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi
menghadapi lingkungannya ( Dr.Christine Dreyfus, dalam Armstrong,2003 )
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa kecerdasan emosional mencerminkan
bagaimana pengetahuan diaplikasikan dan dikembangkan sepanjang hidup seseorang. Disisi
lain kecerdasan emosional juga dapat dipandang sebagai kompetensi (bersifat kognitif), jadi
meskipun bersifat insting dan emosional, tetapi tetap dapat dipelajari/ dilatih, dengan kata lain
kompetensi emosional diperoleh seiring perkembangan kedewasaan seseorang.
Menurut Goleman (1999), kecerdasan emosional adalah kepastian untuk mengawali
perasaan sendiri, untuk mengelola emosi dengan baik dalam diri sendiri dan dalam hubungan
dengan orang lain.
Sedang menurut Stephen P.Robin (2007), kecerdasan emosional adalah kemampuan,
ketrampilan, kapabilitas dan kompetensi non kognitif yang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk berhasil dalam menghadapi tuntutan dan tekanan lingkungannya.
2.2. Komponen Kecerdasan Emosional
Dari definisi atau pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa ada beberapa komponen
yang membentuk kecerdasan emosional, yaitu :
* Manajemen Diri
* Yaitu kemampuan seseorang untuk mengontrol atau mengarahkan dorongan hati dan
suasana hati yang akan mengatur prilakunya.

Pemahaman Diri
o Adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami suasana hati dan kepercayaan
diri, dan penilaian diri yang realistis.
Pemahaman Sosial
o Ialah kemampuan untuk memahami karakter, emosi orang lain dan juga ketrampilan
memperlakukan orang lain sesuai dengan reaksi emosional mereka.
*Ketrampilan Sosial
* Yaitu kemampuan untuk mengelola hubungan orang-orang yang ada di lingkungannya
dan membangun jaringan kerja.
Jadi kecerdasan emosional bisa memainkan peran penting dalam pelaksanaan pekerjaan
seseorang, artinya kecerdasan emosional lebih penting dari pada kecerdasan akademik.
Seseorang yang mempunyai level kecerdasan emosional yang tinggi akan mempunyai kinerja
yang lebih tinggi. Sehingga kecerdasan emosional menjadi ciri orang yang berkinerja tinggi
dan mempunyai kemampuan untuk dapat berhubungan lebih baik dangan orang lain.
2.3. Langkah-langkah Membangun Kecerdasan Emosional
Ada beberapa langkah yang dibutuhkan untuk dapat membangun kecerdasan emosional,
(Michael Armstrong, 2003), yaitu :
1. Menilai, kecerdasan emosional seperti apa yang dibutuhkan oleh suatu jabatan.
2. Menilai secara pribadi tingkat kecerdasan emosional mereka yang akan menempati
jabatan tersebut.
3. Mengukur kesiapan orang-orang untuk mau memperbaiki kecerdasan
emosionalnya.
4. Memotivasi orang-orang untuk percaya bahwa pengalaman belajar akan lebih
bermanfaat.
5. Memusatkan perhatian pada sasaran yang jelas.
6. Mencegah adanya penurunan kemampuan yang tidak dapat dihindari
7. Memberi umpan balik kinerja
8. Mendorong orang-orang untuk mau melakukan aplikasi kemajuan dalam praktek
kerja.
9. Memberikan model perilaku yang diinginkan
10. Mendorong dan menciptakan iklim untuk memperbaiki diri sendiri.
11. Mengevaluasi, dengan ukuran hasil kinerja yang dapat diandalkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun