Aku cuman membalas dengan senyum malu, berkata di hati "ketenangan ini yang aku cari, tapi ia tau seluk beluk kepribadianku, keburukan, akhirnya aku mau gak mau menerima, sebab bagaimanapun hati tidak dapat disembunyikan.
Aku mulai disadarkan, ohhh iya.. aku tau masalahku dimana? aku kurang dekat dengan tuhan, dengan ayat-ayat nya, rasul nya, ahlul bait dan lainya. Bahkan, memujinya pun tak sempat, hanya selintas dalam benakku.
Betul, jangan pernah bergantung terhadap manusia, sebab tuhanmu lah yang lebih patut kau utamakan.. segala sesuatu urusan dunia jika kamu seimbang dengan akhirat semuanya akan berjalan mengikuti diluar kehendak manusia.
Diakhir, dia menitipkan satu benda,Â
"Ini kamu bawa kemanapun kapanpun, jangan sampai lupa, jangan sampai hilang, pokonya bawa aja, ibaratnya ini jati dirimu". Minimal, dengan melihat dan mengingat benda ini kamu akan terus tersadarkan dalam perjalanan.
Baik kak, terimakasih (Jawabku).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H