Beruntung sekali, ada pegawai Pemkab. Meulaboh bersedia membantu. Penulis pun berkenalan. Lalu penulis menceritakan tujuan kesini.
Pegawai tersebut bernama Zainal Abidin (kalau tidak salah menyebutkan namanya). Beliau mempersilahkan membawa mobilnya kepada penulis untuk mencari lokasi tempat famili Nana.
Karena belum mahir kali membawa mobil, akhirnya penulis dan beliau pergi berdua mencari lokasi desa yang dituju. Lokasi terletak di Desa Paya Lumpat, Kecamatan Sama tiga, Kab. Aceh Barat.
Ada sekitar 30 km jaraknya dari Kota Meulaboh. Di lihat kondisinya, desa ini tidak terlalu parah akibat gempa dan tsunami. Sepertinya gelombang tsunmai tidak sampai ke desa ini. hanya banyak ditemukan bangunan runtuh dan jalan yang rusak.
Hari pertama mencari lokasi belum berhasil. Kemudian disambung esok harinya dengan membawa abang Nana yang sudah duduk di bangku SMP. Sementara kakaknya (kelas 6 SD) menjaga Nana di rumah sakit.
Cukup memakan waktu mencari rumah familinya. Sempat bolak balik disekitar Desa Paya Lumpat. Lalu bertanya sana-sini kepada pemuda setempat.
 Alhamdulillah, akhirnya lokasi yang dicari berhasil ditemukan. Rumahnya berada di Lorong Blang Bale. Kami bertemu dengan seorang ibu muda family Nana. Dan ternyata adalah Mak Ciek Nana.
Kami memberitahukan bahwa Nana masih berada di rumah sakit dan sudah sembuh. Familinya pun sangat senang mendengar kabar tersebut. Tak lama kemudian kami pamit lagi kembali ke rumah sakit untuk menjemput Nana.
Hari itu juga kami membawa Nana ke desa tempat familinya. Tangis haru pun pecah saat dipertemukan dengan familinya yang merupakan adik dari ibunya.
Sayangnya jasad ibu dan bayi tidak bisa ditemukan, mungkin barangkali sudah di evakuasi dan dikuburkan di pekuburan massal.