Dokter dan para medis asing itu telah berhasil menyembuhkan luka-luka yang dideritanya. Termasuk menyembuhkan saluran ISPA karena banyak terhirup air bercampur lumpur.
Lalu kami mencoba meminta Nana menceritakan kejadian. Syukurnya bocah ini tidak keberatan. Tapi dia meminta tolong jangan ditinggalkan karena tidak ada orang tuanya yang menemani.
Beruntung masih ada kakak perempuan (Rika) dan abangnya berhasil menemukannya di rumah sakit tersebut.
Nana sebelum kejadian, saat itu tengah di rumah bersama ibu dan adiknya paling kecil yang masih bayi. Sang ayah tengah bekerja di Medan sebagai sopir truk.
Sementara kakak dan abangnya lagi berkunjung di rumah familinya di suatu kampung yang tak jauh dari Meulaboh.
Begitu gempa terjadi ia dan ibunya segera keluar. Lagi-lagi tidak bisa berlari karena gempa yang sangat kuat dan bumi seperti berayun-ayun.
Saat gempa reda, rumah sudah runtuh. Kemudian ibunya mencoba mencari sesuatu ke dalam rumah. Tapi tidak berhasil. Semua orang disekitar sudah pada panic. Terlihat juga banyak warga yang tertimpa bangunan.
Ketika air laut naik ke daratan, disini Nana dan ibunya yang menggendong bayi berusaha lari mengikuti warga lainnya. Sementara air laut sudah mendekat dengan cepat.
Nana berpegangan tangan dengan ibunya. Tak lama gelombang ke dua pun datang menerjang kembali. Melindas apa saja. Disinilah ia hanyut terpisah dengan ibunya.
Sempat ia melihat ibunya yang tak jauh dari posisinya. Sang ibu masih menggendong bayi dengan berpegangan pada kayu yang hanyut.