Penulis pun mengenal mereka dari teman (Hermanto) yang saat itu mengundang penulis ke rumahnya untuk bincang-bincang / diskusi dari politik sampai membahas hobi kegiatan anaknya beserta teman-temannya.
Mereka pada mulanya hanya beberapa orang yang saling interaksi dalam games tersebut. Lama kelamaan mulai bertambah anggotanya.
 Meski masih muda belia, mereka sudah membentuk kepengurusan dalam komunitasnya. Pada awalnya mereka dibimbing oleh teman penulis, Hermanto. Bertujuan agar dari hobi itu bisa berlanjut ke profesi yang mendatangkan hasil.
"Namanya juga anak-anak muda yang masih minim pengalaman dalam organisasi. Tentu hal ini jangan dibiarkan begitu saja", ujar Hermanto kepada penulis sambil memanggil anaknya.
Kebetulan teman penulis itu, memiliki anak laki-laki yang juga hobi bermain game mobile legend tersebut disamping olahraga. Mathew Tenggara namanya atau yang akrab di sapa Boy yang memang sudah mahir dalam permainan games tersebut.Â
Lebih jauh menurut Boy, games tersebut juga ada pertandingannya di tingkat region, nasional  dan internasional. Untuk Asean sementara ini Indonesia belum menjuarainya tapi masuk 3 besar. Untuk yang pertama sementara ini dipegang oleh gamers dari Philipina.
Selanjutnya, menurut Boy akan mencoba mengadakan perlombaan game mobile legend ini di tingkat provinsi Sumatera Utara (Sumut), yang dibagi 5 kota /kabupaten yakni Medan, Binjei, Karo, Siantar, dan Sibolga.
Tiap daerah mengrimkan 3 pesertanya. Dimana nanti akan dibuat semacam kompetisi yang selanjutnya memunculkan finalis yang akan berlaga ditingkat nasional.
Sebelum jauh melangkah, penulis bersama ayah Boy (Hermanto) memberikan pengarahan untuk persiapan event tersebut. Tentang cara bagaimana tata kelola manajemennya sampai dengan mencari sponsor.
Penulis tambahkan, bahwa kegiatan ini selain bermanfaat untuk anak-anak milenial juga merupakan bentuk dari "Bicara Baik". Kenapa...? Artinya tidak sekedar dalam pembicaraan yang bersifat baik tapi harus dipraktekan lewat kegiatan / aktivitas yang membawa manfaat.