Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Hobi, Aku Diberi Hadiah oleh Ibu

3 Januari 2018   21:15 Diperbarui: 3 Januari 2018   21:48 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat masak kemping, saya beli dengan menabung. Alat masak ini masih bertahan sampai sekarang dan digunakan oleh isteri saya. (dok. F. Tanjung)

Alat masak kemping, saya beli dengan menabung. Alat masak ini masih bertahan sampai sekarang dan digunakan oleh isteri saya. (dok. F. Tanjung)
Alat masak kemping, saya beli dengan menabung. Alat masak ini masih bertahan sampai sekarang dan digunakan oleh isteri saya. (dok. F. Tanjung)
Praktis hampir tiap malam minggu saya jarang berada di rumah. Kalau tidak kemping, ya- mendaki gunung. Tergantung kondisi keuangan. Kalau uang lagi banyak sudah jelas pergi mendaki gunung. Kalau sedikit sudah jelas kemping di gua yang berada dekat Taman Hutan Raya Bung Hatta di Timur kota Padang atau dekat pabrik Semen Padang.

Ternyata, lagi-lagi ibu memberi perhatiannya lagi. Ibu nampaknya sadar dan paham sekali akan kebutuhan anak bungsunya.

Ketika itu ibu sudah memasuki masa pensiun tahun 1992. Saat itu saya sudah duduk di bangku kelas dua SMA. Masih ingat, menjelang beberapa bulan akhir tahun tiba-tiba saya diajak oleh abang ipar pergi ke toko perlengkapan kemping.

Bukan main gembiranya saya saat itu. Sudah terbayang nanti menjelang akhir tahun dan libur semester sekolah bisa pergi mendaki.

Sesampai di toko, saya disuruh memilih beberapa alat dan perlengkapan kemping. Anggaran ketika itu dialokasikan sekitar 100 ribu rupiah. Suatu nilai yang besar sekali ketika itu.

Maka saya memilih tas carrier ukuran 50 liter, sepatu dan baju flannel. Klop sudah atas kekurangan yang selama ini menggayuti pikiran saya selama ini.

Tas Carrier merah saya (kanan) saat mendaki Gn. Marapi April 1994. Tas tersebut hadiah dari ibu. (dok. F. Tanjung)
Tas Carrier merah saya (kanan) saat mendaki Gn. Marapi April 1994. Tas tersebut hadiah dari ibu. (dok. F. Tanjung)
Sampai di rumah saya langsung memeluk dan mencium ibu. Saya tidak menyangka sama sekali hadiahdariibu ini. Padahal hobi saya itu sungguh membuat bagi siapa saja orangtua menjadi cemas dan prihatin.

Lalu saya berjanji, akan lebih serius lagi belajar dan tidak malas lagi dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Jadilah saya sebagai anak yang beruntung sekali di dunia kala itu. Punya ibu ternyata paham betul dengan perkembangan usia anaknya.

Hingga sampai sekarang (setelah dewasa dan menikah), tas carrier itu masih ada, begitu juga alat masaknya.

=======

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun