Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana, Ajang Navigasi Literasi Kita

20 November 2017   23:31 Diperbarui: 21 November 2017   00:06 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber; pixabay.com)

Awal tulisan penulis di bulan Juli 2013 mengangkat seputar kekalahan Timnas senior yang kalah dramatis dalam uji coba dengan tim-tim klub Eropa. Kemudian baru berlanjut dengan prestasi sensasional Timnas U-19 yang berhasil keluar sebagai juara dalam kompetisi sepakbola AFF U-19 di Sidoarjo 2013.

Boleh dibilang kanal bola saat itu rate-nya begitu tinggi di kompasiana. Dengan kata lain mengalahkan issu-issu lain seperti politik dan sebagainya. Dari sini saya bertambah semangat dan terus mencoba mengulas beberapa artikel di kanal bola.

Sementara untuk perlombaan artikel yang berjalan ketika itu yang dikenal dengan blog competition (blogcomp) belum terlalu berminat bagi saya. Memang terpikirkan juga untuk mencobanya, tapi merasa belum "percaya diri".

Setahun kemudian baru saya mencoba ikut blog competition yang saat itu diadakan oleh salah satu BUMN seputar konversi gas elpiji. Meski tidak menang, dua artikel sempat saya ulas. Dari sini saya mulai merasa ada yang harus diperbaiki dalam penulisan artikel disamping memperhatikan tulisan-tulisan para pemenang.

Sejak itu mulai ada passion yang tumbuh, tapi memang belum banyak berbicara dalam bentuk artikel lain. Saya pun menyadari di media keroyokan kompasiana ini terdapat ajang pembelajaran. Dengan platform sharing and connecting kala itu betul-betul dirasakan manfaatnya.

Dari hal-hal yang luput atau tidak terperhatikan dalam teknik menulis mulai saya dapatkan dari tulisan-tulisan senior di kompasiana. Tentu saja para pemenang blogcomp kompasiana tidak luput jadi rujukan dalam teknik menulis.

Selain mendapat pertemanan, juga pengalaman penulis-penulis lain dapat dijadikan sebagai "kompas" yang terukur bagi saya. Dikatakan demikian, karena ada beberapa sudut pandang yang bisa dijadikan sebagai petunjuk dalam mencapai tujuan arah tulisan.

Agar tulisan kita tidak liar, "peta" merupakan landasan-landasan teori yang tersebar di kompasiana. Tinggal kita menentukan resection atau posisi kita di peta itu dimana pastinya. Untuk itu diperlukan beberapa bidikan kompas tulisan sebagai landasan dan acuan dari teori.

Kemudian setelah mengetahui posisi dari patokan teori yang di peroleh tadi, maka dilanjutkan dengan intersection yakni membidik sasaran yang kita tuju dalam tulisan kita. Misalkan, dalam menulis tentang banjir bandang yang melanda Lombok Timur baru-baru ini, maka diperlukan data dan informasi yang akurat (resection). Setelah mencukupi, langsung diarahkan (intersection) dalam tulisan yang bisa berbentuk reportase atau opini.

Dalam ilmu navigasi darat, olah data, tekhnik dan pengetahuan lainnya sangat krusial di lapangan. Bagi seorang penggiat di alam bebas, materi navigasi darat merupakan syarat mutlak dikuasai. Terlebih bagi yang suka dengan merintis jalur baru di hutan gunung.

Analogi di atas saya coba hubungkan dengan dunia menulis. Selama 4 tahun lebih bergabung di kompasiana wawasan saya seputar navigasi  literasi menjadi bertambah. Belum lagi masukan-masukan dari kompasianer lainnya yang sudah mumpuni yang kebetulan berada satu kota dengan saya di Medan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun