Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gunung Marapi, Puncak Merpati & Tugu Abel Tasman

12 Juli 2017   15:17 Diperbarui: 13 Juli 2017   11:20 7393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas SAR dan di bantu relawan saat evakuasi jenazah Abel Tasman. (sumber ; Wing Hing)

Sesampai di bawah kami bermalam di Polsek Koto Baru sambil menunggu teman dari Padang untuk S.A.R  Abel keesokan harinya.

Dan cerita mengenai Abel tasman menolong Sulastri waktu pingsan itu mungkin benar sehingga dia tidak melihat batu tepat mengenai kepalanya.

Sebuah kejadian yang pahit ini telah merubah seluruh pandangan saya tentang hidup ini dan ini pula yang membuat saya menjadi pendaki solo, karena dalam mendaki ini membawa teman, harus punya tanggung jawab yang berat. Bukan seperti sekarang ini banyak pendaki yang egois suka meninggalkan teman, karena supaya dia dianggap cepat dan kuat.

Inilah cerita sebenarnya dari letusan Marapi (Minggu) 5 Juli 1992 yang terjadi.

Semoga ini menjadi pelajaran buat saya dan teman semua bahwa persiapan yang matang pun akan hancur berantakan kalau alam sudah berkehendak lain.

Sesudah kejadian ini Martha, Yanti dan Jon Pieter tidak mau naik gunung lagi, sedangkan yang lain saya tidak tahu kabarnya karena kami lama tidak bertemu.

===

Senin besoknya (6/7/92) baru petugas SAR dan di bantu para pendaki dari Gunung Singgalang bergerak untuk menjemput jenazah Abel ke kaki Puncak Merpati. Sedikit menemui kendala sewaktu menjemput jenazah karena khawatir sewaktu-waktu terjadi lagi letusan kecil atau istilahnya kawah "batuk-batuk".

Petugas SAR dan di bantu relawan saat evakuasi jenazah Abel Tasman. (sumber ; Wing Hing)
Petugas SAR dan di bantu relawan saat evakuasi jenazah Abel Tasman. (sumber ; Wing Hing)
Para petugas SAR ibarat "mengintai-intai" sejenak sewaktu berjalan ke arah Puncak Merpati. Alhamdulillah, korban Abel Tasman berhasil diangkat dan langsung dievakuasi dengan menggunakan kayu. Setelah sebelumnya jenazah dibungkus dalam sleeping bed.

Sambil berlari petugas SAR ini ber-estafet bergantian membawa jenazah di kawasan cadas. Baru setelah meninggalkan cadas petugas bisa lega.

Petugas SAR sedang istirahat di lereng Marapi sekaligus mengganti tandu dari kayu ke tandu alumunium. (sumber ; Wing Hing)
Petugas SAR sedang istirahat di lereng Marapi sekaligus mengganti tandu dari kayu ke tandu alumunium. (sumber ; Wing Hing)
Demikian penuturan Wing Hing Ing dalam ekspose singkatnya di medsos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun