Dan itulah yang pernah terjadi pada Minggu, 5 Juli 1992, dan berikut paparannya di bawah ini.
Awalnya tulisan ini akan saya tayang pada tangal 5 Juli 2017, sekaligus memperingati 25 tahun meninggalnya Abel Tasman di Gunung Marapi. Karena sesuatu hal dan juga kesibukkan, jadinya publish artikel ini terundur. Â
Di Gunung Marapi ini terdapat sebuah Tugu, yakni Tugu mengenang (alm) Abel Tasman yang tewas di tempat pada hari Minggu, 5 Juli 1992. Tepatnya meninggal di kaki Puncak  Merpati (Parapati). Tetapi pemasangan Tugu tidak di sini, mengingat kontur yang terlalu miring dan menghadap ke jurang. Yang bisa membahayakan berupa tanah rengkah yang bisa longsor sewaktu penggalian pondasi.
Pemasangan posisi Tugu ini merupakan hasil kesepakatan ketika itu oleh para komunitas pendaki gunung dari Kota Padang. Sekaligus bertujuan sebagai tanda jalur naik - turun ke cadas dan/atau ke atas.
Pada awalnya setelah beberapa bulan dari kejadian yang menimpa Abel, sudah ada rencana pemasangan tugu dari organisasi Kelompok Pecinta Alam (KPA) JIPALA (Jiwa Pencinta Alam). Ya, Abel adalah anggota dari KPA Jipala.
Karena terbentur masalah dana yang tidak sedikit, ditambah dengan vakumnya aktivitas KPA Jipala beberapa lama pasca tragedi tersebut, maka realisasinya baru bisa berselang dua tahun kemudian. Dimana KPA Jipala berhasil memenangi Lomba Linta Alam (LLA) di Padang yang diadakan oleh komunitas KPA Rawa Rimba.
Dengan hasil menang lomba itulah semua uang hadiahnya disumbangkan untuk membuat tugu serta biaya logistik lainnya.
Selanjutnya, mari kita lihat lebih dekat kisah detik-detik sebelum kejadian tragedi tersebut. Tujuan utama saya lainnya juga untuk meluruskan cerita simpang siur yang beredar sejak era 2000-an tentang Tugu Abel Tasman ini dan latar belakang peristiwanya.