Dan tak lama berselang BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Sumatera Barat sempat mengeluarkan Early Warning Tsunami (peringatan dini tsunami) melalui mobil patroli dan ORARI.Â
 Warga Kota Padang saat itu memang dibuat panik. Hal ini secara manusiawi memang wajar. Kemacetan luar biasa di beberapa titik Kota Padang tidak dapat dihindari.Â
 Tak lama berselangkira-kira 1 jam kemudian, Radio RRI mulai mengudara. Serta merta pihak pemerintah mencabut kembali peringatan tsunami sekaligus mengeluarkan himbauan kepada warga agar tidak terlalu panik dan tetap mengikuti instruksi dari pemerintah.Â
 Gempa G-30-S 2009  itu terjadi di dalam laut dari Barat Daya Kota Padang dan dekat ke daratan. Gempa itu merupakan sumber titik yang baru, bukan dari lokasi pengulangan lama.Â
 Artinya telah terjadi zona subduksi (tumbukkan) yang baru akibat sesar aktif dari Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke lempeng Eurasia. Lalu ter-subduksi lagi dengan patahan di Sumatera (patahan semangko).Â
Sehingga goyangan begitu hebat dan dirasakan sampai ke negara tetangga seperti Singapura, Thailand dan Malaysia. Begitu hasil analisa dan pengamatan yang dilakukan oleh BMKG Sumbar yang disiarkan lewat Radio RRI.Â
Sebelumnya tahun 2007 silam, Sumatera Barat juga pernah dilanda gempa bumi hebat. Saat menjelang memasuki bulan Ramadhan dan satu hari memasuki bulan Ramadhan. Tetapi kerusakkan bangunan dan korban jiwa tidak separah dari gempa G-30-S 2009. Tercatat korban jiwa akibat Gempa G-30-S 2009 di Sumatera Barat sekitar - / +1100 jiwa (sumber; BPBD Sumbar).Â
Beberapa cara/ langkah persiapan dalam Mitigasi Bencana Alam dari gempa dan tsunami adalah sebagai berikut :Â
I ) Pra-Bencana.