Sebagai perusahaan non-bank, justru bisa juga memanfaatkan momentum dari manfaat bonus demografi yang diperkirakan terjadi antara 2020-2030. Suatu kesempatan emas yang bisa diraup oleh perusahaan asuransi. Artinya akan ada kenaikan pertumbuhan ekonomi. (sumber BKKBN dan Bappenas)
Berbicara tentang ekonomi tentu tidak lepas dari yang namanya asuransi. Tenaga kerja yang melimpah dan kesempatan kerja yang luas tentu harus ada perlindungan yang menyeluruh bagi karyawannya. Dan di satu sisi peran pemerintah harus bisa menjaga ritme perkembangan itu.
Sebagai perusahaan asuransi tertua di Indonesia, AJB Bumiputera sekarang menunjukkan nuansa semangat baru dalam memberikan kontribusi perlindungan keluarga, terutama kepada kelompok mikro.
Dengan adanya beberapa varian produk dan kemudahan berasuransi diharapkan AJB Bumiputera meningkatkan lagi trend kepercayaan masyarakat. Tantangan berupa keraguan dari masyarakat akan bisa diatasi dengan cara publikasi yang seluasnya. Tentunya dengan memanfaatkan basis informasi dan teknologi yang sedang berkembang pesat.
Menurut OJK, ada 11,8 % peserta asuransi dari masyarakat Indonesia. Masih jauh kalah dibanding dengan negara-negara luar / tetangga. Meskipun demikian, kesempatan menumbuh-kembangkan minat masyarakat untuk berasuransi masih terbuka luas.
Ajak masyarakat agar menjadi cerdas dan sejahtera melindungi diri bersama AJB Bumiputera. Jangan biarkan hal seperti ilustrasi cerita diatas. Melati yang putus sekolah dan Mawar yang masih bisa sekolah. Yang dikarenakan Melati tidak memiliki pertanggungan asuransi dari bapaknya yang telah wafat.
Dan masih ada kemungkinannya keluarga seperti Melati di bumi pertiwi ini. Jangan biarkan tangis pertama keluarga demikian luput mendapatkan perlindungan asuransi. Dan jadikan tangis kedua yang penuh harapan dan kekuatan untuk menggapai cita-cita masa depan putera-puteri Indonesia, bersama AJB Bumiputera.
Twitter : https://twitter.com/Taplaupadang
******