Peran radio kenyataannya masih efektif dalam hal sosialisasi mitigasi bencana alam. Akan ada kisah cerita "asmara" dibalik bencana”. Bisa sesama pengungsi, pengungsi dengan relawan, atau sesama relawan yang akhirnya berjodoh. Tidak sedikit dari mereka bertemu jodoh. Seperti kisah asmara yang mempertemukan jodoh antara relawan dan pengungsi di Aceh maupun di Padang ketika itu. Tentu saja hal demikian bisa di angkat dalam bentuk cerita kisah nyata di radio.
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Pusat yang berkoordinasi dengan daerah-daerah bisa membentuk semacam dewan naskah untuk mengumpulkan data dan kisah dari para korban yang selamat.
Bisa juga bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta. Angkat kisah mereka para korban yang selamat yang pernah terjebak dalam reruntuhan bangunan cukup lama. Atau bisa juga kisah dari pengungsi dan relawan.
Barangkali dalam konteks ceritanya tentu dengan menyesuaikan kondisi era sekarang. Tidak harus selalu sama dengan model cerita lama seperti Saur Sepuh, Tutur Tinular, atau Misteri Dari Gunung Merapi. Yang jelas ahli skenario cerita sudah tahu bagaimana alur cerita yang sesuai dengan kondisi sekarang.
Yang jelas adalah bertujuan untuk mengenang dan mengingat kembali akan prahara bumi yang pernah terjadi di bumi pertiwi ini kepada generasi selanjutnya.
Wassalam
FIRDAUS
https://www.facebook.com/firdaus.tanjung1
https://twitter.com/Taplaupadang
Penulis pernah bertugas sebagai ;
* Relawan gempa bumi dan tsunami di Aceh, Januari 2005,
* Relawan gempa bumi di Nias, April 2005,
* Relawan gempa bumi di Padang, Oktober 2009.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H