Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Bersahabat dengan Bencana dan Upaya Mitigasi Lewat Peran (Sandiwara) Radio

13 September 2016   21:31 Diperbarui: 21 Oktober 2016   14:19 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis (baju coklat kotak-kotak) dan tim relawan berkoordinasi dengan petugas Dinas Kesehatan Kab. Padang Pariaman dalam rangka membuka Dapur Umum di Sungai Limau Kab. Pdg. Pariaman, Oktober 2009 (dokpri. F Tanjung)

Psykologi jiwa akan mempengaruhi terutama kepada anak-anak dan wanita. Merekalah yang sangat rentan dari dampak bencana demikian. Katakanlah seperti peristiwa gempa bumi yang melanda Sumatera Barat pada 30 September 2009 yang lalu. Kepanikkan luar biasa terjadi secara “massiv” ditengah masyarakat.

Suasana antrian BBM yang cukup panjang di SPBU Kota Padang, 2 hari pasca gempa (dokpri. F Tanjung)
Suasana antrian BBM yang cukup panjang di SPBU Kota Padang, 2 hari pasca gempa (dokpri. F Tanjung)
Antrian pengisian BBM dengan derijen di salah satu SPBU Kota Padang. Terlihat warga khawatir akan pasokan BBM akan habis (dokpri. F. Tanjung)
Antrian pengisian BBM dengan derijen di salah satu SPBU Kota Padang. Terlihat warga khawatir akan pasokan BBM akan habis (dokpri. F. Tanjung)
Berkaca Dari Gempa Sumatera Barat  2009.

Penulis jadi teringat sewaktu tinggal di Kota Padang, ketika gempa bumi 7,6 SR (Skala Richter) melanda Sumatera Barat pada 30 September 2009 yang lalu. Sehingga gempa ini dijuluki Gempa G-30-S 2009. Saat sore itu, cuaca cerah di kota Padang. Penulis saat itu berada di jalan dengan sepeda motor menuju kantor.

Awalnya penulis tidak merasakan ketika awal gempa datang. Tetapi ada yang dirasa aneh, yakni tiba-tiba banyak warga yang keluar berhamburan baik dari rumah, ruko, ataupun kantor. Reflek naluri penulis mengatakan ini ada gempa. Penulis melambatkan laju motor dan berusaha menghentikannya.

Benar rupanya. Disaat itulah penulis merasakan gempa yang hebat. Bumi seolah berayun ke kiri dan ke kanan. Dan penulis pun jatuh dari motor akibat tidak kuat menahan beban motor. Beruntung motor sudah posisi berhenti dan dengan refleks penulis sedikit melompat menghindari tertimpa motor.

Evakuasi korban di Hotel Ambacang Padang. Banyak korban yang terjebak dan tewas di hotel ini (sumber ; www.kadaikopi.com)
Evakuasi korban di Hotel Ambacang Padang. Banyak korban yang terjebak dan tewas di hotel ini (sumber ; www.kadaikopi.com)
Sesudah gempa reda, maka tumpahlah warga Kota Padang ke jalan raya. Berlari dengan tergesa-gesa menuju arah Timur Kota Padang. Mengingat Kota Padang terletak di pinggir pantai secara spontan warga eksodus ke tempat yang lebih aman. Karena pasca gempa bumi dan tsunami di Aceh 2004 yang lalu, telah membuat masyarakat sedikit banyaknya mengetahui tentang upaya menghindar dari tsunami. 

Warga Kota Padang saat itu memang dibuat panik. Kemacetan luar biasa di beberapa titik Kota Padang tidak dapat dihindari. Bahkan saking paniknya ada warga meninggalkan kendaraan mobilnya begitu saja dalam keadaan hidup dipinggir jalan. Tak sedikit juga ada warga berpakaian ala kadarnya di tubuh. Semua bergegas dengan cepat menuju arah Timur Kota Padang untuk menghindari gelombang tsunami pasca gempa.

Hotel Ambacang Padang yang ambruk akibat gempa G-30-S (sumber ; www.jognolet.wordpress.com)
Hotel Ambacang Padang yang ambruk akibat gempa G-30-S (sumber ; www.jognolet.wordpress.com)
Dan tak lama berselang BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Sumatera Barat mengeluarkan Early Warning Tsunami (peringatan dini tsunami) melalui siaran RRI. Setelah satu jam kurang berlalu kembali BMKG Sumbar mencabut peringatan tsunami. Gempa G-30-S itu terjadi di dalam laut dari Barat Daya Kota Padang. Dan sumber gempa itu merupakan sumber titik yang baru, bukan dari lokasi pengulangan lama. 

Artinya telah terjadi zona subduksi (tumbukkan) yang baru akibat sesar aktif dari Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke lempeng Eurasia. Dan ter-subduksi lagi dengan patahan di Sumatera (patahan semangko). Sehingga goyangan begitu hebat dan dirasakan sampai ke negara tetangga seperti Singapura, Thailand dan Malaysia.

Kampus STBA - ABA Prayoga Padang yang ambruk akibat gempa G-30-S 2009. Beberapa mobil tertimpa reruntuhan gedung, juga beberapa mahasiswa dan dosen terperangkap di dalam gedung (dokpri ; F.Tanjung)
Kampus STBA - ABA Prayoga Padang yang ambruk akibat gempa G-30-S 2009. Beberapa mobil tertimpa reruntuhan gedung, juga beberapa mahasiswa dan dosen terperangkap di dalam gedung (dokpri ; F.Tanjung)
Sebelumnya tahun 2007 silam Sumatera Barat pernah juga dilanda gempa bumi hebat. Saat menjelang memasuki bulan Ramadhan dan/ atau satu hari memasuki bulan Ramadhan. Tetapi kerusakkan bangunan dan korban jiwa tidak separah dari gempa G-30-S 2009. Tercatat korban jiwa akibat Gempa G-30-S 2009 di Sumatera Barat sekitar - / + 1100 jiwa (sumber; BNPBD Sumbar). 

Gedung showroom Mobil yang rusak berat akibat gempa G-30-S 2009 (dokpri. F Tanjung)
Gedung showroom Mobil yang rusak berat akibat gempa G-30-S 2009 (dokpri. F Tanjung)
Adalah Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) Sumatera Barat telah memberika penyuluhan dan edukasi tentang mitigasi bencana alam kepada warga Kota Padang dan sekitarnya. Bekerja sama dengan Pemko Padang dan BNPBD (Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah) Sumatera Barat serta stasiun Radio RRI Padang dan radio swasta. 

Kogami yang berkantor pusat di Kota Padang yang  didirikan 4 Juli 2005  telah memberikan andil pengetahuan tentang mitigasi bencana. Bahkan saking pentingnya komunitas ini dalam peranan membangun masyarakat dalam siaga bencana, stasiun Radio milik pemerintahan yakni RRI (Radio Republik Indonesia) sering mengadakan talk show serta diskusi interaktif dengan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun