Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pungli Sejak Dulu Kala

4 Januari 2023   07:00 Diperbarui: 4 Januari 2023   13:28 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, faktor ekonomi. Penghasilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, akan menyebabkan seseorang melakukan pungli. Ketiga, faktor budaya. Nah,  ini yang menurut saya menjadi faktor utama terjadinya pungli.

Orang-orang yang ingin urusannya cepat selesai sudah terbiasa memberikan tip pada oknum dari sebuah lembaga atau organisasi. . Oknum-oknum penerima tip pun akan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar,sehingga  menimbulkan semacam efek ketagihan tip atau imbalan.

Parahnya, masyarakat seolah memaklumi keadaan itu sehingga  enggan memutus rantai budaya pungli ini. Bolehlah dikatakan bahwa Pungli  lahir dari perilaku masyarakat itu sendiri. Dan  karena lahir  dari masyarakat maka masyarakat itu juga yang harus menghentikannya.

Pembentukan Satgas Saber Pungli rasanya tidak cukup untuk memberantas pungli ini. Tidak hanya  menjadi urusan sepihak, melainkan juga menjadi urusan semua orang. Perlu integritas antara pemerintah dan masyarakat agar pemberantasan pungli ini dapat dilakukan secara optimal.

Referensi : 

Boechari,  Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti,  Kepustakaan Populer Gramedia  : Jakarta, 2012

Ong Hok Ham, Pungli dalam Sejarah Kita dalam Wahyu Yang Hilang Negeri Yang Guncang, Kepustakaan Populer Gramedia : Jakarta, 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun