Kedua, faktor ekonomi. Penghasilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, akan menyebabkan seseorang melakukan pungli. Ketiga, faktor budaya. Nah, Â ini yang menurut saya menjadi faktor utama terjadinya pungli.
Orang-orang yang ingin urusannya cepat selesai sudah terbiasa memberikan tip pada oknum dari sebuah lembaga atau organisasi. . Oknum-oknum penerima tip pun akan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar,sehingga  menimbulkan semacam efek ketagihan tip atau imbalan.
Parahnya, masyarakat seolah memaklumi keadaan itu sehingga  enggan memutus rantai budaya pungli ini. Bolehlah dikatakan bahwa Pungli  lahir dari perilaku masyarakat itu sendiri. Dan  karena lahir  dari masyarakat maka masyarakat itu juga yang harus menghentikannya.
Pembentukan Satgas Saber Pungli rasanya tidak cukup untuk memberantas pungli ini. Tidak hanya  menjadi urusan sepihak, melainkan juga menjadi urusan semua orang. Perlu integritas antara pemerintah dan masyarakat agar pemberantasan pungli ini dapat dilakukan secara optimal.
Referensi :Â
Boechari,  Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti,  Kepustakaan Populer Gramedia  : Jakarta, 2012
Ong Hok Ham, Pungli dalam Sejarah Kita dalam Wahyu Yang Hilang Negeri Yang Guncang, Kepustakaan Populer Gramedia : Jakarta, 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H