Mohon tunggu...
Friska jeliha
Friska jeliha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas TribhuwanaTunggadewi

jangan pernah takut untuk mencoba suatu hal yang baru karena kegagalan bukan suatu hal yang menyakitkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Bermata Sayu

16 November 2022   12:17 Diperbarui: 16 November 2022   12:31 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gadis itu, duduk di depan teras rumahnya ditemani secangkir teh manis. ia merasa tidak mengerti dengan perubahan yang terjadi dalam dirinya dibeberapa hari belakangan ini. merasa dirinya seperti berjalan di sebuah lorong sempit yang tidak jelas di mana arah tujuannya. matanya yang berbinar menuju ke capung-capung kecil yang berterbangan ke sana kemari untuk kembali ke sarangnya ketika senja semakin menua.

      Reina, ya nama gadis itu, seorang gadis dengan rambut sebahu, bulu mata lentik ditambah lagi demgan gigi ginsul sehingga memberika aroma kecantikan yang membuat siapapun yang menatapnya akan terlena dan ingin menghuni hatinya sepanjang usia. ya mendapatkan gadis itu ibaray mendapatkan kembali seekor burung merpati yang kabur dari pemiliknya.

Yah, dia masih ingat. semalam ia di pertemukan dengan laki-laki berambut gondrong, beralis tebal, pipi tirus yang berbentuk kurva dengan gigi rapi dan puith membuat wajahnya  sedap dipandang. dari gigi yang tidak terlalu maju dan terata rapi, sehingga menampilkan senyuman ditambah dengan tatapan mata yang sayu. tak lazim akan membuat para gadis terpesona dengan ketampanannya. 

   Reina, duduk  di sebuah kursi panjang sembari bermain telepon genggam miliknya, di depannya berdiri seorang lelaki seperti sedang menunggu seseorang. Reina merasa lelaki itu dari tadi terus menatapnya, mungkin saja cara untuk menarik perhatian Reina. akan tetapi ketika Reina kembali menatapnya, lelaki tersebut mengalihkan pandanganya ke tempat lain. lima detik tak sengaja  mereka saling menatao kembali, kali ini seperti menarik perasaan  untuk hadirnya cinta, di saat-saat pertama retina  kedua itu saling menatap, sehingga tak menyalahkan satu sama lain.

        Tiba-tiba telepon genggam milik Reina berdering. Kemudian, Reina melihat ke layar teleponnya ternyata itu nomor baru. entah siapa pemilik nomor baru tersebut, tanpa berlama-lama kemudian Reina mengangkat teleponnya.
    

"Hallo  maaf ini siapa?" tanya Reina
   

   "Aku Dinar lelaki  semalam yang duduk    di depanmu. aku mendapati nomormu dari sahabatmu. Ini benarkan sama Reina?" ujar lelaki itu.
     

  "Iya benar ini sama Reina, memangnya kenapa ya?"
     

 "Tidak kok, nanti kamu akan tahu           sendiri apa maksud saya berusaha mendapatkan nomor hp-mu. " pungkas Dinar, sembari langsung mengakhiri teleponnya.

      Reina kaget karena teleponya di matikan. 

       "Apa sih maksudnya telepon malam-malam begini yang hanya memberi kabar untuk mengetahui namanya dan mengucapkan kata selamat malam? Apakah ini yang di namakan cinta." 

     Gumamnya sambil tersenyum sendiri. Pria bermata sayu itu padahal selama ini ia berusaha juga untuk mendapatkanya. Apakah ini arti dari tatapan malam itu. tatapan yang menimbulkan rasa penasaran sama lawan jenisnya. Reina masih saja terus memikirkannya. tatapan yang pada akhirnya bisa menembus sampai ke bola-bola matanya, hingga akhirnya menghadirkan silau-silau bayangan. yang membuat gadis itu sering membayangkan wajah lelaki itu.
Apakah Reina sudah jatuh cinta kepada tatapan lelaki bermata sayu itu?  yang tiba-tiba hadir ketika sebelumnya hati sudah terkunci dalam-dalam karena, tidak ingin membuka hatinya kembali untuk orang lain.Tetapi kali ini dengan adanya keberadaan lelaki itu membuat Reina kembali merasakan cinta.
                                                       
         Sejak saat itu meski hanya menjalin hubungan interlokal, Reina sering mendapati pesan singkat dari lelaki separuh baya itu. Hingga tak terasa hubungan mereka semakin dekat. Pada suatu saat akhirnya Dinar mengajak Reina, untuk bertemu 4 mata di sebuah kafe kecil.  dengan senang hati Reina menyetujui tawaran dari  si pria tersebut.

      "Hmmmmm. tumben malam-malam begini ko sibuk amat udah dandan cantik, kamu mau kemana Reina?" tanya sang ibu sambil mengampirinya.

     Dengan sikap sedikit buncah Reina menjawabnya "Aku.. aaaaku..aku mau ke kafe bu."

      "Memang sama siapa kamu ke sana?"
"Sama teman bu"
 

      "Hmmmmmm okelah nanti pulangnya jangan kemalaman ingat dengan waktu." Pesan ibunya.

       "Baik bu." Ujarnya sambil berpamitan sama ibunya.

        Ternyata lelaki itu sudah menunggunya di depan rumah. Ibunya memperhatikan dari balik jendela, sang ibu penasaran siapa laki-laki yang bersama Reina itu.                                               beberapa menit kemudian tibalah mereka di sebuah kafe.  Di situlah Retina kedua insan itu kembali menatap. Tapi, kali ini tatapan ini sembari mengungkapan  perasaan isi hati yang selama ini enggan untuk di utarakan kepada gadis idamannya. Begitu juga sebaliknya Reina, apa yang di bayangkan selama ini tentang laki bermata sayu itu kini sudah di depanya.  kembali menatapnya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Cinta  yang hadir di tengah mereka kini sudah mulai bertumbuh. Reina  sangat senang setelah dia bisa merasakan kembali cinta sejati karena sudah sekian lama sendiri. apalagi sudah pernah,  dikecewakan oleh lelaki yang dia cintai tetapi, lebih memilih pergi dengan gadis lain. Tetapi Kini ia menemukan cinta sejati, dan makna dari hadirnya cinta sejati itu.
                                       
"Reina." Panggil ibunya.
Sambil menoleh ke arah ibunya Reina-pun menyahut."Iya ibu, ada apa sih ibu?"

      Dengan tatapan muka bawang, lantas ibunya mengeraskan suaranya "Laki-laki siapa yang datang jemput kamu semalam?"
 

      "Maafin Reina bu, selama ini Reina belum cerita sama ibu soal laki-laki itu. Lelaki itu adalah, pacar Reina bu memangnya kenapa sih bu?" ujarnya dengan sedikit cemas.

     "Kamu tau gk?  Ayahmu  sudah lama menjodohkan kamu sama anak kerabat kerjanya. Kalau saja, ayahmu tahu tentang masalah ini pasti akan marah besar."

      Dengan tatapan muka sedih Reina membalasnya "Tapi bu, aku sangat mencintai Dinar, karena trauma dengan kejadian masa lalu sebanyak-banyaknya lelaki yang dekati Reina selama ini tapi, Reina sama sekali Reina tidak menerimanya bu. Apalagi, dengan perjodohan ini Reina tidak akan terima. Aku harap ibu, tolong mengerti sedikit sama Perasaan Reina," tutupnya sambil berlari kecil menuju kamar. 

    Air matanya mulai berambai-ambai di pipinya, setetes demi setetes jatuh ke pipinya yang lembut, tangannya yang anggun tak mampu menyeka air matanya. Mungkin, hanya lelaki itu yang bisa menyeka air mata gadis itu. Reina pun terbaring Reina lemas, dan berdoa. ya Tuhan, mengapa yang aku dapat tidak sesuai, dengan harapan kedua orang tuaku. mengapa aku malah dijodohkan dengan orang yang tak aku cintai? taklukan hati orang tuaku agar mereka bisa menerima Dinar lelaki yang aku cintai." Di dalam hatinya Reina terus berkata-kata seraya memejamkan mata, hingga akhirnya terlelap.

   Seminggu telah berlalu. Reina tak banyak bicara dengan ibunya, karena kejadian malam itu. Namun, Reina terus berupaya bagaimana cara menaklukan hati orang tuanya. Ya, meski menaklukan hati mereka ibarat mengambil besi dalam tumpukan api. Setelah dipikir-pikir akhirnya gadis itu menemukan ide yaitu, membawa lelaki itu ke rumah, untuk di perkenalkan langsung kepada kedua orang tuanya.

 Bel pintu berbunyi. tanpa basa basi Reina langsung membuka pintu tersebut. Ternyata yang datang itu adalah Dinar. Dengan ramah, gadis itu mempersilahkan lelaki untuk masuk ke dalam rumah. Orang tua gadis itu, sangat kaget dengan kedatangan lelaki itu. Tanpa berlalu lama Reina memperkenalkan lelaki itu dengan orang tuanya. Dan dengan ramah dan bersikap sopan lelaki itu menyahutnya. 

"Saya Dinar, pacarnya Reina. Maaf sebelumnya kalau baru kali ini saya bertamu ke rumah bapak dan ibu. Karena, sibuk dengan urusan pekerjaan yang tak habisnya, sehingga aku tak sempatkan waktu untuk bertamu ke rumah, dan kami hanya menjalani hubungan interlokal saja." 

  Begitupun sebaliknya perbincangan mereka terus berlangsung, hingga hadirnya tawa riang diantara mereka. Seiring berjalannya  waktu ayah Reina sering mengajak  lelaki itu untukbertamu ke rumah mereka. sepertinya, orang tua Reina sudah menyukai kehadiran lelaki tersebut, Hingga lelaki itu meluangkan waktu dan pekerjaanya demi gadis itu

      Reina melihat orang tuanya  sudah mulai  menyukai pria yang di cintainya. Sudah  sedikit lega  untuk menaklukan hati orang tuanya akhirnya sedikit berhasil. Apalagi, di dukung dengan sikap Dinar yang sopan dan pandai mengambil hati orang tuanya. Harapanya semoga ia bisa bersama  bersama lelaki itu. Lelaki yang sudah menatapanya hingga hadirnya cinta.  Ini bukan soal cinta monyet, yang mencintai karena membutuhkan akan tetapi cinta sejati yang membutuhkan karena mencintai.

    "Reina.. Reina..Reina " panggil ibunya dari depan ruang tamu.
Reina yang sedang merapikan rambutnya di ruang tengah karena barusan selesai mandi langsung menyajutnya."Ia bu ada apa?"
       

     "Ayo ke ruang tamu, ada hal penting yang akan ayah dan ibu katakan sama kamu." Ujar ibunya.

   Perasaan gugup Reina kembali muncul. dia menerka pasti mengenai hubungannya dengan Dinar. Reina yang duduk di sebelah ibunya mulai menampakan muka cemas. perasaan tidak karuan karena, penasaran tentang hal apa yang di bicarakan mereka kepadanya.
 

  "Ren, ayah ada ngomong sesuatu yang penting sama kamu nak." katanya sambil menatap mata anak semata wayangnya. Setelah aku dan ibumu memikirkannya secara matang-matang apalagi, dengan kehadiran Dinar yang sopan dan ramah ketika bertamu ke rumah kita, setelah ayah perhatikan sikapnya secara teliti. Sepertinya, dia sosok lelaki yang baik dan bertanggung jawab. ayah melihatnya dari segi sikapnya yang ramah, bijaksana dan sopan santun, sehingga  ayah dan ibu bersepakat akan menyetujui hubungan kalian. Ayah  udah egois selama ini terlalu mementingkan diri sendiri. menjodohkan kamu sama anak dari kerabat ayah. Ternyata pilihan itu salah, maafkan ayah nak, bapak sudah mengekangmu untuk tidak mengikuti pilihan hati kamu sendiri sekarang ayah dan ibu sudah merestui hubungan kalian." Ujarnya

     " Terimakasih banyak ayah ibu," sahutnya dengan muka berseri sembari mengakhiri perbincangan.

Orang tuanya sangat senang karena sekarang putrinya bisa bahagia kembali. sebelumnya ia tidak tega melihat anak semata wayang terus menyendiri, dan sedih karena masa lalunya sendiri dan apalagi dengan perjodohan yang mengekangnya. Tapi, dengan hadirnya sosok  Dinar  dalam kehidupan Reina sosok yang selama ini ayah dan ibunya tidak sama sekali menyukainya. tapi kita sudah menjadi bagian dalam kehidupan Reina, hingga tumbuhnya  kedamaian dan ketenangan dalam batin  anak semata wayang mereka. Ya, memang seperti inilah cinta sejati, cinta pandangan terakhir dan pandangan selamanya. Kini Reina menemukan kebahagiaan yang telah dia gali berkali-kali. yang pada akhirnya gadis itu, menemukan percikan kebahagiaan dalam kelopak  mata lelaki bermata sayu.
     
                        Friska jeliha
                                    Malang, 28 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun