Mohon tunggu...
Frintia Agma Oktalita Saputri
Frintia Agma Oktalita Saputri Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Mahasiswa di salah satu universitas Swasta Jawa Tengah

Halo, salam kenal semuanya :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yuk, Kenali Perbedaan antara Gizi Kurang dan Gizi Buruk

14 Januari 2024   09:36 Diperbarui: 14 Januari 2024   17:24 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

b. Infeksi atau penyakit

Pada saat terserang penyakit infeksi berat badan balita cenderung terjadi penurunan. Hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan metabolisme yang juga diikuti dengan penurunan berat badan. Jika hal tersebut terjadi maka, lama kelamaan akan membuat status gizi balita juga mengalami penurunan.

Berikut ini faktor secara tidak langsung yang dapat menyebabkan gizi buruk pada balita :

a. Sanitasi dan hygiene lingkungan

Faktor personal hygiene dan sanitasi lingkungan salah satunya meliputi sarana air. Secara teori bila terjadi kendala dalam memperoleh air bersih. Hal tersebut akan membuat anak dapat terserang penyakit contohnya penyakit diare. Bila ini terjadi dalam waktu lama tentu saja akan berdampak pada status gizi balita. Dalam beberapa artikel ilmiah ditemukan bahwa sanitasi lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh dengan status gizi pada balita.

b. Perekonomian

Strata ekonomi secara tidak langsung dapat menjadi faktor anak mengalami gizi kurang. Semakin tinggi tingkat perekonomian suatu keluarga tentu akan berpengaruh terhadap daya beli keluarga tersebut pada makanan baik itu secara kualiatas maupun kuantitas. Minkhatulmaulana, et al., (2021) dalam penelitianya menyatakan tingkat perekonomian memegang peran penting dalam memeberikan pengaruh pada status gizi balita.

c. Sosial Budaya

Budaya dalam suatu etnis berperan penting dalam mengambil keputusan dalam kelurga dan tumbuh kembang anak. Setiap suku memiliki keyakinan dan kebiasaan dalam kehidupan sehari dari hal yang sederhana hingga luar biasa seperti jenis makanan yang dapat di konsumsi (Govender, et al., 2021 ; MacMillan, et al.,2022 ; Ginting, et al., 2023). Benyak penelitian yang telah dilakukan mengemukana bahwa social budaya memilki tak kalah penting dari faktor lain.

d. Pola Asuh

Pada fase seribu hari pertama merupakan masa yang disebut dengan golden age. Pola asuh pada awal kehidupan anak sangat memberikan dampak pada status gizinya, anak-anak dari ibu yang masih berusia remaja dan kepala rumah tangga berusia muda mempunya kemungkinana lebih besar mengalami kekurangan gizi . Hal ini, dapat terjadi karena ibu dengan usia muda pada umumnya memiliki pengetahuan yang tergolong masih kurang baik mengenani asupan gizi yang harus di berikan pada anak usia balita. Selain itu pada usia tersebut ibu remaja belum memilki alat-alat repsoduksi yang matang (Nursyamsiyah, et al., 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun