Mohon tunggu...
Fredy Sukiman
Fredy Sukiman Mohon Tunggu... Apoteker - Frey Earth organization

Frey earth building oline shop toped Gold Frey de saint loco Gold dinar Fredy Frey blogger7384623543345801715#editor/src=sideba Pengguna:FreeyEarth society Wikipedia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengaduk Bubur: Logika Orang yang Tidak Suka Sama Orang yang Makan Bubur Kalo Ga Diaduk Padahal Sama Saja Enaknya

11 Oktober 2024   18:37 Diperbarui: 11 Oktober 2024   20:59 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau bukan Ibu, sudah aku mintai ganti rugi!" gumam Riska kesal menatap pecahan wadah krim di tempat sampah. Ia lalu masuk ke dalam rumah mengambil sapu, tisu, juga alat pel.

"Heran, orang kok tiap hari ada aja yang dibikin ribut. Enggak bosen apa nyari gara-gara mulu," sungut Riska, tangan kanannya membersihkan sisa krim di lantai menggunakan tisu.

"Sudah pindah rumah pun tiap hari masih diteror. Giliran jadi satu dibilang numpang terus nggak mau modal. Ada saja yang dibikin iri, dikira aku morotin anaknya kali bisa beli ini itu. Anaknya nggak punya dihujat, giliran ada rejeki iri, maunya apa coba." Riska terus saja menumpahkan kekesalannya. Mulutnya ngomel tapi mata menangis.

"Boleh kali tukar tambah mertua!" kekehnya sambil mengusap sudut mata.

Setelah bersih ia lalu menyapunya, takut ada beling halus yang masih tertinggal. Dan terakhir mengepelnya lagi.

"Sepagi ini udah ngepel teras dua kali, bikin kerjaan aja!" gerutunya lagi.

Jaka-suami Riska bekerja sebagai buruh bangunan, pendapatannya kadang tidak tentu. Riska di rumah merajut dompet juga tas, terkadang gantungan kunci. Uang hasil merajutnya ia sisihkan. Ia juga menulis novel online, walau pendapatannya masih belum seberapa. Namun orang berpandangan ia hanya malas-malasan di rumah menghabiskan uang suami.

Riska memiliki kulit yang putih bersih walau tanpa perawatan mahal. Ia rajin luluran dengan bahan alami yang dibuatnya sendiri. Lebih suka makan sayur dan buah yang jelas bagus untuk kulit. Berbeda dengan sang suami yang berkulit cokelat kusam. Meski sudah mandi dan digosok sampai lecet, tatap saja kusam. Untungnya Alika mewarisi gen kulit ibunya, putih bersih. Sedangkan dari ayahnya mewarisi hidung mancungnya.

***

"Jaka!" teriak Bu Dewi memanggil anaknya di tempat kerjaan. Kebetulan dia sedang menggarap bangunan ruko di pinggir jalan desa. Tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Jaka yang sedang mengaduk semen, menghentikan aktifitasnya. Menoleh ke belakang, melihat Ibunya jalan tergopoh-gopoh dengan muka cemberut. Bahkan jarak tempatnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun