Mohon tunggu...
Freya
Freya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

suka menulis cerita silat, misteri dan horror

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Di Antara Dua Dimensi Bab 4

23 Juli 2024   01:16 Diperbarui: 23 Juli 2024   01:21 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Sabtu telah tiba, Putri dan rekan-rekannya sudah tiba di sungai Elo bersiap melakukan kegiatan arung jeram.  Putri bersama Tim Marketing mulai menjelajahi sungai yang airnya mengalir deras.  Pagi itu cuaca cerah, raut wajah ceria menghiasi wajah-wajah mereka. Untuk sejenak mereka bisa melupakan target dan beban kerja di kantor.  Saat perahu Tim Marketing melewati sebuah tikungan, ketika berbelok tiba-tiba perahu mereka terbalik.  Seluruh penumpangnya berteriak terkejut, mereka semua tumpah dari perahu masuk air termasuk Putri. Biasanya perahu bisa dibalikan lagi, kemudian semua bisa kembali masuk perahu bila arus air tidak terlalu deras. Namun saat itu arus air begitu deras, sehinggaPutri terseret arus sungai. Rekan-rekannya yang berhasil menepi berteriak memanggil namanya.  Putri berusaha berenang minggir, namun arus itu terlalu kuat,  dia tak mampu melawannya.  Putri merasa saat itu tenaganya makin melemah setelah itu dia merasakan tubuhnya menabrak sesuatu. Putri berteriak kesakitan, pandangannya seketika gelap dan akhirnya dia tak sadarkan diri.

Saat bangun Putri mendapati dirinya berada di sebuah taman yang indah dengan beraneka macam tanaman dengan warna yang belum pernah dilihatnya.  Sebuah sungai kecil berair jernih mengalir di dekatnya. Suasana saat itu seperti suasana senja, matahari bersinar redup, langit biru dengan semburat jingga dan ungu, udaranya sejuk nyaman di badan. Putri menggerak-gerakan badannya, rasa sakit yang dirasakannya waktu menabrak sesuatu di sungai tadi sudah hilang, dia segera bangkit lalu berjalan sambil melihat-lihat lingkungan di sekelilingnya.

Dimana aku sekarang? Apa aku sudah mati? tanya Putri dalam hati.

Ada sebuah jalan setapak dari batu berwarna putih menuju gapura yang terbentuk dari tanaman Mawar yang merambat di kayu. Di seberang gapura, tampak sebuah bangunan besar  berwarna putih terang  berdiri megah di tengah pepohonan dan tanaman bunga.

Ada rumah besar di sana, mungkin aku bisa minta tolong agar bisa keluar dari tempat ini, batin Putri. Dalam hati dia mulai mengharapkan kedatangan pemuda yang biasa menolongnya keluar dari situasi seperti ini. Putri mulai berjalanmenyusuri jalan setapak, setelah melewati sebuah tikungan dia melihat sosok Hendy. Sontak Putri merasa lega karena ternyata dia tidak sendirian di tempat itu.

"Hendy...tunggu aku!" panggil Putri.

Hendy hanya menoleh sekilas, tak menjawab ataupun menyapa lalu berjalan lagi tanpa mempedulikan Putri.

"Hen, tunggu! Kamu jahat banget sih tega ninggalin aku di tempat seperti ini!"

Putri berusaha mengejar menyusul Hendy yang tampak berjalan santai, tapi walaupun Putri sudah berusaha berlari menyusul Hendy, tetap saja dia tak berhasil menyusulnya.

"Hen, kamu aneh banget sih, kaya ngga kenal aja!" seru Putri sambil terus mengejar Hendy.

Tapi Hendy seolah tak mendengar seruan Putri, dia terus berjalan memasuki gapura bunga mawar itu tanpa mempedulikan Putri. Saat Putri hendak menyusul masuk gapura, tiba-tiba tubuhnya merasa menabrak sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun