"Mba, Mahfud itu ya saya, mungkin ada orang yang sama namanya. Sudahlah perkara nama itu tidak penting, sekarang Mba mau pesan apa?" Pemuda itu kembali menawarkan jasanya.
Putri menghela nafas kesal, dia sudah lelah setelah seharian bekerja di kantor dan tak ingin berdebat lagi. Maka diapun menjawab sekenanya
"Aku pesan wedhang Jahe gepuk gula jawa."
"Baik Mba, tunggu sebentar."
Pemuda itu bergegas membuatkan wedhang jahe pesanan Putri, tak lama kemudian wedhang jahe itu sudah dihidangkan di depannya.
"Silahkan Mba."
Pemuda itu lalu duduk di dekat gerobak wedhangan seolah menunggu pelanggan datang.
Putri meminum wedhang jahe itu perlahan, tubuhnya mulai merasa hangat dan nyaman.
Ternyata wedhang jahe buatannya lebih enak daripada Pak Mahfud, pikir Putri.
Putri bermaksud mengajak pemuda itu bicara, tapi ketika dia menoleh, pemuda itu sudah tidak ada di tempatnya. Putri terkejut dan kembali ketakutan, dia berdiri lalu memanggil pemuda tadi.
"Mas...mas...saya mau mbayar!"