"Permisi...permisi...saya mau beli!"
Tak ada jawaban dari dalam, Putri duduk di bangku di depan gerobak wedhangan menunggu ada orang yang datang. Tak lama kemudian ada suara sandal diseret.Â
"Ya Bu, mau pesan apa?"
Putri menoleh ke arah suara itu, dari pintu belakang, terlihat seorang pemuda datang menemuinya. Putri merasa lega bisa bertemu lagi dengan pemuda itu.
"Mas, sekarang kamu ada di sini? Setahu saya warung wedhangan ini milik Pak Mahfud. Â Mas ini anaknya Pak Mahfud atau pegawainya? " tanya Putri.
Pemuda itu tampak bingung dengan pertanyaan Putri
"Maaf ya Mba, saya baru ketemu Mba sekarang, Pak Mahfud itu ya saya sendiri. Â Sekarang Mba mau pesan apa?"
Putri tertegun, setiap kali bertemu pemuda itu pasti lupa kalau mereka pernah bertemu.
"Nggak, kita pernah ketemu sebelumnya, kamu bukan Pak Mahfud yang kukenal. Â Sekarang katakan siapa kamu sebenarnya dan dimana Pak Mahfud? Kenapa setiap kali aku tersesat di tempat yang aneh tidak ada kehidupan seperti ini, selalu saja bertemu kamu?" tanya Putri.
"Mba, Pak Mahfud itu ya saya sendiri, memangnya ada Mahfud yang lain?"
"Mahfud yang saya kenal sebagai pemilik warung ini bukan kamu. Sekarang dimana Pak Mahfud pemilik warung ini?" Putri mulai jengkel dengan pemuda di depannya.