Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Narasi dan Catatan Kritis di Balik Tim Sukses dan Pemimpin

21 November 2021   15:28 Diperbarui: 21 November 2021   15:30 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konflik internal terjadi ketika ada perbedaan pendapat antar tim tidak terjembatani. Perbedaan yang tidak terjembatani, melahirkan konsolidasi. Konsolidasi berarti masing-masing melakukan penguatan ke dalam entah ide maupun persona. Ketika masing-masing tim dalam perspektif konsolidasi saling menguat, yang dulunya sama-sama berjuang, sekarang bakal pecah. Masing-masing berdiri di atas ide sendiri. Bahkan saling ejek antar tim terjadi. Antar tim, bahkan ada yang merasa lebih. Inilah persoalannya. Show???

Keenam; Munculnya Rasa Kesal

Konflik muncul, muncul pula rasa kesal.  Rasa kesal ini tidak sekedar bahwa pemimpin terkait lupa jasa, tetapi juga berujung pula pada diskusi beda pilihan pada periode berikutnya. Hal ini, normal saja, karena memang itu hak masing-masing orang untuk menentukan pilihan. Yang penting ialah janganlah rasa sesal dijadikan sebagai eksen untuk menyebarkan isu hoaks, isu diskredit serta melakukan black campaign sejak awal. Kalau ini terjadi, ini sudah merupakan pelanggaran moral. Dan kalau sudah pelanggaran moral, ini sudah sampai tingkat menyalahi prinsip umum politik, di mana kesejahteraan rohani, moral dan ekonomi adalah taruhan.

Ketujuh ; Adanya Politik Adu Domba

Politik adu domba, sederhananya antar tim saling mengadu kepentingan, menghasilkan sikap tidak puas antar tim dalam kaitan dengan akomodir kepentingan oleh pemimpin. Tim mana yang kepentingannya terakomodir, situasi itu bisa menjadi peluang untuk saling adu domba. Pihak ketiga ini menduduki posisi penting dalam sistem adu domba. Dan kondisi ini diperparah dengan tidak ada atau lemahnya sikap kritis dari masing-masing pihak. Akibatnya, isu akan dimainkan ibarat bergulirnya bola di tengah lapangan.  

 

Penutup 

Tulisan ini memang tidak berakhir dengan solusi terhadap berbagai persolan di atas. Karena memang hanya merupakan narasi dan catatan kritis, dan sekali lagi mohon maaf karena tidak ada solusi..he he he he...

 

Penulis : RD. Yudel Neno, Pr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun