Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membedah Komitmen Iman

8 Agustus 2019   10:40 Diperbarui: 8 Agustus 2019   10:48 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Poin 5 : Beriman Berarti Rendah Hati

Dari kisah 1-4, nampak jelas bahwa Yesus adalah sosok rendah hati yang mau mendengarkan permohonan (umatNya), mengabulkannya, melaksanakannya dan terjadilah menurut apa yang diharapkan oleh umatNya.

Kisah Poin 1

Sepertinya si pemohon tidak percaya pada Sabda Yesus, karena itu Yesus harus harus hadir langsung. Yesus sepertinya dipaksa-paksa untuk harus hadir, tetapi Yesus tidak tersinggung dan pada akhirnya si anak sakit itu pun tetap sembuh melalui SabdaNya, tanpa hadir secara langsung.

Kisah Poin 2

Si pemohon percaya total pada Sabda Yesus, tetapi ia menolak kehadiran Yesus dengan alasan tidak layak. Yesus bukannya tersinggung, malah Ia memuji si perwira itu, dan akhirnya, hamba si perwira itu pun sembuh melalui Sabda Yesus, tanpa hadir secara langsung.

Kisah Poin 3 a-b 

Si pemohon menyerahkan persoalan kepada Yesus. Yesus mendengarnya, walaupun berbeda dengan permohonan dalam kisah 1 dan 2 yang jelas-jelas meminta solusi, tetapi Yesus tetap peduli. Yesus mengetahui betul apa yang dibutuhkan dalam isi permintaan.

Kisah Poin 4

Si pemohon mendapat kritikan pedas dari Yesus ketika ia sangat mengharapkan bantuan, dan si pemohon pun memberi jawaban kepada Yesus, tetapi Yesus tidak merasa direndahkan dengan jawaban itu. Malah Ia memuji iman wanita itu karena jawabannya itu.

Dari uraian-uraian di atas, kita disadarkan bahwa Yesus adalah sosok rendah hati yang mau mendengarkan permohonan-permohonan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun