Poin 1 : Iman Diukur Pada Kehadiran
Kisah seorang pegawai istana yang lebih membutuhkan kehadiran fisik Yesus untuk menyembuhkan anaknya yang hampir mati karena sakit. Tuhan, datanglah sebelum anakku mati (Yoh. 4:46-54).
Pegawai istana ini rupanya belum tahu sebelumnya bahwa Yesus dapat menyembuhkan anaknya tanpa harus Yesus hadir secara fisik. Karena itu Yesus mengatakan  Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak akan percaya. Sebenarnya, Yesus mau mengatakan bahwa Ia dapat menyembuhkan anak itu melalui mukjizatNya bersabda tanpa harus hadir secara fisik.
Pegawai istana itu akhirnya percaya juga akan kuasa Yesus. Pergilah, anakmu hidup. Pegawai istana itupun akhirnya pergi dan di tengah jalan, ia sudah mengetahui bahwa anaknya telah hidup dari hamba-hambanya.
Poin 2 : Iman Diukur Pada Sabda
Kisah seorang perwira yang percaya total pada Sabda Yesus, dan menolak kehadiran Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang menderita karena sakit lumpuh. Yesus mengatakan Dirinya akan hadir untuk menyembuhkan namun perwira itu menolak karena alasan tidak layak. Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh (Mat. 8:5-13).
Yesus melihat kebesaran iman perwira itu, terutama karena pernyataan kerendahan hatinya, karena itu Ia mengatakan : Aku berkata kepadamu : sesunguhnnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.Â
Si perwira itu sebenarnya adalah orang kafir dan sekaligus sebagai seorang militer, yang tahu persis kuasa kata-kata ketika memerintahkan bawahannya. Sebenarnya, si perwira itu ingin menunjukkan kepada Yesus bahwa kuasa kata-kata manusiawi saja dapat diikuti oleh bawahannya, apalagi kuasa Yesus, pasti akan terjadi. Karena itu ia mengatakan, katakan sepatah kata saja, maka hambaku itu akan sembuh.
Poin 3 : Iman Diukur Pada Penyerahan Persoalan
Poin a :
Kisah Maria (perempuan yang pernah meminyaki kaki Yesus dengan  minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya) dan Marta, meminta kepada Yesus untuk membangkitkan sahabatNya Lazarus yang sedang sakit. Tuhan, dia yang Engkau kasihi sedang sakit. (Yoh. 11: 1-44). Â