R : Hasil tenunan dari masyarakat ini dipisahkan. Saya biasanya menekankan agar kain dengan motif tertentu boleh dijual tetapi motif-motif khas tidak boleh dijual. Di sini, saya tidak menolak siapapun yang datang untuk membeli tetapi saya memisahkan hasil tenun mana yang cocok untuk dijual dan mana yang tidak boleh.
P : Kalau Raja bersama masyarakat Suku Boti berdoa, untuk siapakah doa itu ditujukan?
R : Kita di sini, ada tiga unsur yang membentuk kepercayaan yakni adat, pemerintahan dan kepercayaan. Kita percaya bahwa alam ini ada penguasanya. Ada dua penguasa alam menurut kepercayaan agama suku Boti, Uis Pah dan Usi Neno. Â Uis pah dikaitkan dengan ibu dan Usi Pah dikaitkan dengan bapa.
Sebagaimana seorang anak manusia, pasti ia memiliki bapa dan mama atau ibu. Kami berdoa (menyembah) kepada Uis Neno (Bapa) melalui Uis Pah (ibu) melalui perantara batu dan kayu karena itu ada ungkapan fatuleu dan hauleu. Ada doa-doa misalnya doa musim tanam, doa panen. Dan rumusannya hanya bisa saya ungkapkan dalam rumah adat. Â
Seputar Penyelesaian Masalah :
P : Kalau ada masalah dalam suku ini, bagaimana penyelesaiannya?
R : Di sini, kalau ada masalah, diselasaikan oleh saya (Raja) dengan sistem penyelesaian secara adat. Dan biasanya setiap masalah selalu selesai dengan baik.
P : Saya melihat banyak gambar-gambar hewan, tumbuhan yan tertempel di sekitar dinding bapa raja. Apa maksudnya?
R : Gambar-gambar ini mau menunjukkan bahwa inilah kekayaan dan sumber hidup kami (ekonomi rumah tangga). Kami di sini hidup dari alam. Dan alam itu adalah hewan, tumbuhan yang simbolnya ditempelkan pada dinding rumah saya ini. Dari distribusi hewan dan hasil panen, kami mendapatkan uang untuk keperluan lainnya.