Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Opus Solidaritatis Pax

21 September 2018   22:58 Diperbarui: 21 September 2018   23:12 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solidaritas dalam Kamus

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan solidaritas sebagai berikut : sifat (perasaan) solider; sifat satu rasa (senasib); perasaan setia kawan. Ada juga istilah solider yang berarti bersifat mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu (senasib, sehina, semalu ; (rasa) setia kawan.

Solidaritas dalam Ajaran Sosial Gereja

Dalam Ajaran Sosial Gereja, solidaritas diistilahkan oleh para Paus secara berbeda-beda. Paus Leo XIII menyebutnya dengan istilah Persahabatan. Paus Pius IX menyebutnya dengan istilah Cinta Kasih Sosial dan Paus Paulus VI menyebutnya dengan istilah Peradaban Cinta Kasih. Sebutan-sebutan ini menunjuk tegas dan jelas pada suatu tuntutan yang muncul secara langsung dari persaudaraan manusia.[1]

Persaudaraan umat manusia merupakan satu kesatuan karena asal yang sama. Karena Allah "menjadikan dari satu orang saja semua bangsa dan umat manusia" (Kis, 17:26).[2] Karena itu, antara semua makhluk hidup terdapat suatu solidaritas, karena semua mereka mempunyai Pencipta yang sama, dan semua mereka diarahkan kepada kemuliaanNya.[3] Hukum solidaritas menegaskan bagi kita, bahwa kendati keanekaragaman pribadi; kebudayaan dan bangsa, semua manusia adalah benar-benar saudara dan saudari.[4]

Komunitas

Kamus Besar Bahasa Iindonesia mendefenisikan komunitas sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individu-individu.

 Komunitas berarti partisipasi aktif yang digerakkan oleh kesadaran yang mendalam untuk ada bersama dan terlibat bersama. Dalam arti ini, kita perlu memahami konsep tentang bertolak dari ko-eksistensi menuju pro-eksistensi. Bahwa sebuah kebersamaan menjadi sangat bermakna secara sesungguhnya karena kita ada bersama dan terlibat bersama untuk saling merasakan dan saling mengalami satu sama lain. 

Khususnya komunitas calon imam Seminari Tinggi Santo Mikhael ini adalah komunitas yang terbentuk atas dasar panggilan. Karena itu, basis nilai dan norma bagi komunitas ini adalah kerohanian anggota-anggotanya, partisipasi aktif secara moril dan material serta perhatian dan pelayanan yang digerakkan oleh cinta kasih. 

Mewujudkan Solidaritas Manusia 

Komunitas dalam terang iman diasalkan makna terdalamnya dari communio-ekaristi. Karena itu, solidaritas dalam komunitas nampak melalui kenyataan bahwa kita semua disatu-komunitaskan melalui satu iman dan satu tujuan. Berkat kesatuan ini pula, kesadaran digerakkan oleh iman untuk mempersembahkan hidup, sikap dan karya kita demi kebaikan bersama di komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun